Sosok.ID - Disaat dunia sedang dilanda pandemi virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 5 juta jiwa, sesama negara komunis ini diam-diam lakukan pertemuan.
Pertemuan tersebut seperti sengaja disembunyikan dari publik.
Padahal kini negara-negara sedang menyoroti aktivitas Tiongkok di tengah pandemi yang semakin bergeliat.
Setelah konflik dengan Hongkong, Taiwan, serta India, belum lama ini Tiongkok berniat kuasai Laut China Selatan.
Langkah yang diambil China itupun mendapat sorotan banyak negara di dunia termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Setidanya dua negara besar dengan angkatan perang terhebat itu geram dengan China atas apa yang mereka lakukan di perairan yang membentang sampai Indonesia tersebut.
Hal itu diungkap oleh laman berita Daily Express, Jumat (5/6/2020) kemarin.
Di tengah kondisi yang cukup panas di perpolitikan dunia, China ketahuan melakukan pertemuan rahasia dengan rekan sesama penganut ideologi komunis, Korea Utara.
Kawan lama itu diketahui memang memiliki kedekatan yang cukup erat selain bertetangga.
Memang kedua negara ini tak jarang melakukan kerjasama internasional.
Namun kali ini berbeda, seorang pejabat Korea Utara diketahui melakukan perjalanan ke China untuk mengadakan pertemuan rahasia.
Informasi tersebut bocor, hingga diketahui sosok perwakilan kedua negara itupun terkuak di publik.
Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Son Gwon diketahui bertemu dengan duta besar China Li Jinjun secara diam-diam.
Keduanya diketahui membahas langkah-langkah pemberian dukungan dari Korea Utara pada China atas apa yang sedang dihadapi kawan lamanya tersebut.
Termasuk juga kasus mengenai konflik yang terjadi antara China dengan Hong Kong belum lama ini.
Melansir dari KCNA, Ri Son Gwon mengatakan, negaranya tak akan ikut campur mengenai urusan China denagn Hong Kong.
"Masalah Hong Kong adalah urusan dalam negeri China dan campur tangan eksternal melanggar kedaulatan China."
Namun secara terang-teranganan, Korea Utara memberi dukungan penuh pada China untuk mempertahankan kedaulatan nasionalnya.
"Korea Utara secara aktif akan mendukung, partai dan pemerintah China untuk mempertahankan kedaulatan nasional keamanan dan integritas wilayah," imbunya.
Tak hanya itu saja, pada Kamis (4/6/2020) Korea Utara sempat mengungkapkan kecamanya terhadap Amerika Serikat mengenai kasus rasisme di negaranya baru mengurusi negara lain.
"Demonstran marah oleh rasis ekstrem yang memadati bahkan menerobos gedung putih," jelas surat berita Rondong Sinmun.
Surat kabar itu menyoroti kegagalan Amerika dalam membendung isu rasial di negaranya.
Pernyataan itu muncul setelah Mike Pompeo, sekretaris negara Amerika mengkritik Parta Komunis China dalam tayangan televisi.
Namun, Korea Utara justru menyebut pernyataan Pompeo menunjukkan bahwa dia gugup dengan keadaan AS saat ini.
Di atas kegugupan Amerika tersebut, justru hubungan Korea Utara dan China semakin naik.
Sementara menanggapi sengketa China dengan Hong Kong, Inggris tampaknya juga akan campur tangan.
Mengutip dari South China Morning Post, Perdana Menteri Inggris mengatakan akan selalu melindungi Hong Kong.
"Banyak orang di Hong Kong takut akan cara hidup mereka, membuat China semakin menegakkan ancaman."
"Jika Tiongkok berhasil menanamkan ketakutan itu, maka Inggris tidak perlu berhati-hati, membawa Hong Kong pergi," katanya.
"Sejak serah terima Hong Kong tahun 1997, Hong Kong berdiri atas dukungan deklarasi bersama yang ditandatangani Inggrs dan China," jelasnya.
Memanasnya hubungan Inggris tersebut diketahui lantaran virus corona yang melanda Britania Raya hingga menyebabkan banyak jiwa meninggal dunia. (*)