Akhir Tragis Hidup David McAtee, Pemilik Restoran Barbekyu Baik Hati yang Sering Bagi-bagi Makanan Gratis ke Polisi, Tapi Justru Ditembak Mati oleh Petugas Saat Terjadi Kerusuhan

Rabu, 03 Juni 2020 | 15:35
Kolase Sosok.ID via Twitter/WLKY

David McAtee, pemilik restoran BBQ yang beri makanan gratis kepada polisi tapi malah tertembak mati oleh petugas saat kerusuhan.

Sosok.ID - Kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) masih terus berlangsung.

Salah satu korban, David McAtee ikut menjadi sorotan.

Lantas siapa sebenarnya David McAtee ini?

Melansir dari The Sun, pria 53 tahun itu merupakan pemilik restoran barbekyu YaYa's BBQ si Louisville, Kentucky.

Baca Juga: Ready To War! Tak Mau Berpangku Tangan Kepada Amerika, Taiwan Luncurkan Deretan Mesin Perang Canggih untuk Hadapi Agresivitas China

Disebut sebagai "Manusia BBQ", ia dikenal karena menawarkan makanan gratis kepada polisi, menurut teman dan keluarga setelah kematiannya.

Koki itu ditembak mati saat polisi dan tentara National Guard sedang memberlakukan jam malam lebih awal pada 1 Juni selama aksi protes.

Ibu McAtee, Odessa Riley mengatakan kepada Courier Journal :

"Dia meninggalkan legenda besar. Dia orang yang baik. Semua orang di sekitarnya akan mengatakan hal itu.

Baca Juga: Mendadak Presiden Amerika Donald Trump Telepon Pemimpin Rusia Vladimir Putin dari Bunkernya, Ada Apa?

"Putraku tidak melukai siapa pun. Dia tidak melakukan apa-apa pada siapa pun."

Christopher 2X, seorang aktivvis anti-kekerasan dan direktur eksekutif kelompompok Game Changers mengatakan McAtee sangat disukai.

"Saya tidak pernah melihat dia berubah menjadi agresif bagaimana pun caranya," tambahnya.

Wali Kota Louisville Greg Fischer mengatakan pada 1 Juni :

Baca Juga: Walau Amerika Sudah Lepas Tangan, Inggris Akan Tetap Mendukung Kemerdekaan Hong Kong dari China

"David adalah teman bagi banyak orang, seorang pemanggang barbekyu yang terkenal.

"Dia telah mengenyangkan perut banyak orang, sebelum mengenangnya di dalam hati mereka.

"Dan melihatnya terperangkap dalam situasi ini dan fakta bahwa dia tak bersama lagi dengan kita adalah sebuah tragedi yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata."

Bagaimana McAtee meninggal dunia?

Baca Juga: Walau Amerika Sudah Lepas Tangan, Inggris Akan Tetap Mendukung Kemerdekaan Hong Kong dari China

David McAtee ditembak ketika pasukan kemanan berusaha memecah kerumunan massa di tempat parkir.

Petigas dan National Guard disiagakan ke Dino Food Mart sekitar pukul 12.00, satu jam setelah jam malam diberlakukan di kota tersebut setelah beberapa malam terjadi protes terhadap penembakan seorang perawat oleh polisi.

Polisi menuding bahwa tembakan pertama kali diluncurkan oleh kerumunan masa saat hendak dibubarkan.

Sebab, masa yang berkerumun di dekat Dino Food Mart dan restoran milik McAtee itu melanggar jam malam.

Baca Juga: Tegang! Pesawat Jet Pengintainya Dipecundangi Tiongkok Sampai 9 Kali, AS Kirim 2 Bomber B-1B ke Laut China Selatan

Kepala Departemen Kepolisian Louiseville Steve Conrad mengatakan polisi "membalas tembakan" dan satu orang ditembak mati.

Wali Kota Greg Fischer mengatakan kepada wartawan bahwa petugas yang terlibat dalam penembakan itu belum mengaktifkan kamera yang ada di tubuh mereka.

"Kesalahan semacam ini tidak akan ditoleransi," tambahnya.

"Karena itu, saya telah membebaskan Steve Conrad dari tugasnya sebagai kepala Departemen Kepolisian Louisville."

Baca Juga: Hubungan China dan AS Semakin Memanas! Tuding Tiongkok Punya Kendali Penuh atas WHO, Trump Putuskan Hubungan dengan Organisasi Kesehatan Dunia

Posisi Conrad kemudian diserahkan kepada sang wakil, Robert Schroeder.

Schroeder memberikan kompensasi pada McAtee, yang ia gambarkan sebagai sosok yang ramah :

"Selama bertahun-tahun dia menjadi teman baik bagi para petugas kepolisian, sering kali memastikan petugas kami makan enak setiap shift mereka."

Dia juga mengatakan kepada wartawan :

Baca Juga: Tegang! Pesawat Jet Pengintainya Dipecundangi Tiongkok Sampai 9 Kali, AS Kirim 2 Bomber B-1B ke Laut China Selatan

"Dua petugas yang menembakkan senjata mereka melanggar kebijakan kami dengan tidak mengenakan atau mengaktifkan kamera mereka.

"Itu sama sekali tidak bisa diterima dan tidak ada pengecualian.

"Kami akan meninjau seluruh insiden untuk menentukan apakah ada pelanggaran kebijakan lain yang terjadi.

"Saya jamin kami akan menindaklanjutinya dan akan ada pendisiplinan karena gagal menggunakan kamera kami dengan baik."

Baca Juga: China Masih Simpan Senjata Pamungkas, Amerika Harus Waspada

Gubernur Kentucky Andy Beshear mengkonfirmasi di Twitter bahwa "saat membubarkan kerumunan, Kepolisian Louisville dan National Guard Kentucky ditembaki.

"Mereka membalas tembakan yang menyebabkan kematian.

"Mengingat keseriusan situasinya, saya telah memberi wewenang kepada Kepolisian Negara Bagian Kentucky untuk menyelidiki peristiwa itu secara independen."

Awal mula kerusuhan

Baca Juga: Gawat! Saking Dibuat Kesal oleh China, Amerika Serikat Bakal Ledakkan Bom Nuklir

Kematian David McAtee terjadi setelah protes terhadap kematian Breonna Taylor berlangsung.

Breonna Taylor (26) sendiri adalah seorang petugas medis garda terdepan yang ditembak mati di rumahnya di Louisville.

Ia ditembak delapan kali oleh polisi pada bulan Maret saat mereka mencari seorang tersangka yang telah mereka tangkap.

Tersangka yang dicari polisi sendiri adalah Jamarcus Glover, yang diduga berkencan dengan Breonna dua tahun lalu.

Baca Juga: Taiwan Siap Sambut Peperangan Melawan China, Amerika Suplai Sekutunya Itu dengan Torpedo Maut Pelahap Kapal Induk Liaoning

Pada malam yang sama, pria itu ditangkap di lokasi berbeda.

Pacar Taylor saat itu, Kenneth Walker meluncurkan satu tembakan yang ia miliki secara sah karena mengira polisi itu sebagai pencuri.

Tiga petugas kemudian membalas tembakan itu dengan memberondong peluru yang kemudian menewaskan Taylor.

Setelah protes berlanjut, Wali Kota Louisville mengatakan jam malam di wilayahnya diperpanjang hingga 8 Juni 2020 mendatang.

Baca Juga: Kayak Begini Mau Nantang AS? Niatnya Unjuk Gigi Kekuatan Militer, Kapal Perang Iran Malah Tembak Kawan Sendiri

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : The Sun

Baca Lainnya