Jengah Tiap Hari Selalu Disuruh Belajar, Gadis Jenius Ini Nekat Habisi Nyawa Orang Tuanya yang Selalu Menuntut Prestasi

Minggu, 31 Mei 2020 | 12:13
Youtube.com

Jennifer Pan

Sosok.ID - Seorang anak pastinya akan merasa tertekan bila dituntut terus-menerus oleh orang tuanya untuk menjadi yang terbaik.

Seperti kasus tragis yang dialami gadis belia yang dikenal sangat cerdas yang mengalami depresi sehingga nekat membunuh orang tua sendiri.

Dilansir Elitereaders, sebuah kasus tragis merenggut nyawa orang tua seorang gadis bernama Jennifer Pan.

Sang ibu tewas, dan ayahnya nyaris tewas oleh percobaan pembunuhan.

Baca Juga: Kisah Jennifer Pan, Bocah yang Tembak Kepala Ibunya Karena Disuruh Belajar Terus-terusan

Yang membuat miris, dalang perencanaan pembunuhan ini tak lain adalah Jennifer sendiri.

Gadis yang terkenal jenius ini nekat menghabisi nyawa orangtuanya karena depresi dituntut terus menjadi anak berprestasi di sekolah.

Jennifer Pan dikenal sebagai 'anak emas' di mata orang tuanya.

Ia siswa berprestasi selama menempuh studi di SMA Katolik, dan dengan mudah lulus sebagai sarjana Farmasi dari Universitas Toronto Kanada yang dikenal sebagai kampus favorit.

Baca Juga: Pelanggan Kadung Kenyang, Ternyata Penjaja Mie Ini Gunakan Daging Manusia untuk Topping Masakannya, Kisahnya Bikin Merinding

Orang tua Jennifer adalah pengungsi asal Vietnam, dan di perantauan mereka di Kanada mereka harus bekerja keras sebagai buruh untuk menghidupi dua buah hati mereka.

Inilah alasan kedua orang tua Jennifer memiliki harapan yang sangat tinggi agar putrinya tersebut bisa belajar dengan giat, bahkan harus berprestasi dalam bidang pendidikan yang ditempuhnya.

Kedua orang tuanya sangat menghargai pendidikan.

Mereka juga orang tua yang disiplin, cenderung keras, bagi Jennifer dan adiknya, Felix.

Baca Juga: Orang Sekampung Nyinyiri Bu Guru Lulusan S2 gegara Nikahi Sopir Truk, Mulut-mulut Julid Melongo saat Tahu Ternyata Gaji Suaminya 5 Kali Lebih Besar Ketimbang Profesi Pengajar

Jennifer adalah anak istimewa dan menjadi kebanggaan orang tua.

Jennifer disiplin mengikuti les piano dan skating, dan menguasai keduanya dengan sangat baik.

Jennifer juga berlatih bela diri dan perenang yang baik.

Dan di luar kegiatan ekstrakulikuler, ia adalah pelajar teladan yang tekun belajar hingga larut malam.

Baca Juga: Kisah Luka Magnotta, Mutilasi Temannya dengan Brutal dan Unggah Videonya ke Internet Hanya Demi Popularitas

Pesta dan pacaran menjadi hal terlarang di rumahnya.

Pendidikan adalah segalanya.

Miris, di balik semua hal mengesankan itu, tersembunyi kebohongan, kebencian, dan dendam yang kemudian menjurus pada tindakan mengerikan yang menghancurkan keluarga dan diri Jennifer: pembunuhan sadis.

Segala harapan orang tuanya ternyata membuat Jennifer merasa tertekan.

Baca Juga: Tsutomu Miyazaki, Pembunuh 'Otaku' yang Miliki Masa Lalu Kelam, Bunuh dan Makan Korbannya Demi Kebaikan

Saat di kelas 8, prestasi belajar Jennifer mulai drop.

Ia tak lagi antusias belajar, dan nilai mulai anjlok, perlahan kepercayaan dirinya menurun.

Untuk menutupinya, Jennifer mulai berbohong hingga kebohongan menjadi kebiasaannya.

Dan gadis itu pun menjalani kehidupan ganda yang penuh kepalsuan dan penipuan.

Baca Juga: Leonarda Cianciulli, Pembunuh Sadis yang Buat Sabun dan Kue dari Jasad Korbannya dan Dibagikan ke Tetangganya

Orang tua Jennifer mengira, putrinya adalah murid teladan, pelajar kelas "A".

Namun, nyatanya ia hanyalah kelas "B".

Mendapatkan nilai B masih lumayan bagi siswa lain.

Namun, di keluarga Jennifer itu merupakan aib.

Baca Juga: Jon Venables, Bocah 10 Tahun yang Bunuh Balita 2 Tahun, Akan Segera Bebas dan Diberikan 'Kehidupan Baru' di Kanada

Untuk menutupinya, Jennifer memalsukan raportnya, menutupi ketidakmampuannya.

Meski demikian, nilainya masih lumayan, ia pun diterima di Ryerson University di Toronto.

Namun, tak jadi mendapatkannya, gara-gara gagal dalam mata pelajaran kalkulus di akhir masa studinya.

Tak ingin mengecewakan orang tuanya, perempuan berkacamata itu berpura-pura kuliah.

Baca Juga: Diabaikan Ibu Kandung, Balita 2 Tahun Hanya Bisa Menjerit Ketika Dijadikan Samsak Tinju oleh Ayah Tiri, Tiap Hari Dihujani Pukulan Sampai Akhir Hayatnya

Ia mengaku akan belajar sains selama 2 tahun di Ryerson University, sebelum melanjutkan kuliah di jurusan farmasi di University of Toronto yang terkemuka.

Jennifer mengumpulkan buku-buku bekas, berbohong bahwa ia mendapatkan beasiswa sehingga orang tuanya tak curiga mengapa mereka tak pernah dimintai uang untuk membayar kuliah.

Tiap pagi Jennifer pamit kuliah pada orangtuanya.

Namun, bukannya menuju kampus, ia pergi ke sebuah perpustakaan.

Baca Juga: Viral Jemaah Aliran Sesat Salat dan Wirid Menghadap Timur, Sudah Punya 30 Pengikut, Ini Kata Ketua Kelompok!

Tiba saat wisuda, gadis berambut hitam itu kembali ngibul dengan mengatakan, undangan yang dibagikan pada pihak orang tua terbatas.

Gara-gara ketahuan berbohong, orang tua Jennifer semakin bersikap keras.

Kebohongan itu berjalan lancar, hingga suatu ketika Bich dan Hann curiga dengan perilaku putri mereka.

Keduanya pun menguntit Jennifer yang mengaku bekerja di sebuah rumah sakit.

Baca Juga: Bisa Tewas Seketika, Remaja 17 Tahun Ini Divonis untuk Tidak Jatuh Cinta Seumur Hidupnya, Ternyata Penyebabnya Memilukan

Saat dusta itu terungkap, tak hanya hati orang tuanya yang hancur.

Jennifer pun makin tertekan.

Bich dan Hann makin keras pada putrinya yang kala itu berusia dewasa.

Telepon genggam dilarang, komputer menjadi barang haram, Jennifer pun tak boleh berkencan dengan kekasihnya Daniel Wong.

Baca Juga: Kelakuan Sinting Warga India, Penggal Kepala Manusia Sebagai Tumbal Penghenti Wabah Corona

Bahkan, odometer atau penunjuk jarak pada mobil selalu dipantau.

Jennifer diperintahkan melanjutkan pendidikannya.

Pengawasan ketat pun diberlakukan pada perempuan dewasa itu.

Daniel kemudian memutuskan hubungan. Itu menjadi titik krisis baginya.

Baca Juga: Pria Bugil Lari Terbirit-birit Keluar dari Hotel, Teriak-teriak Minta Tolong ke Warga, Ngaku Hendak Dirampok 2 Waria yang Diajak Teman Kencannya

Setelah putus, Jennifer dekat dengan pria bernama Andrew Montemayor, teman sekolahnya saat SD.

Ia pun mulai berpikir bagaimana untuk lepas dari segala tekanan.

Bersama Montemayor dan teman sekamar kekasih barunya itu, Ricardo Duncan, mereka merancang sebuah plot.

Namun, apa yang mereka rancang hanya sekadar rencana hingga hubungan mereka bubar.

Baca Juga: Suami Pamit Keluar, Seorang Istri Justru Pesilahkan 2 Pria Masuk ke Dalam Rumah Untuk Berhubungan Badan, Warga Geram Ternyata Sudah 4 Tahun

Jennifer pun dekat lagi dengan Daniel.

Mereka berencana untuk menyewa tukang pukul. Untuk memberi pelajaran pada "orang tua yang dianggap terlalu mengekang".

Jennifer mendapatkan ponsel baru dari Daniel, juga kontak ke seorang pria bernama Lenford "Homeboy" Crawford yang meminta duit 10 ribu dolar Kanada untuk mengerjai orang tua perempuan itu.

Entah bagaimana awalnya, rencana itu menjadi plot pembunuhan.

Baca Juga: Berharap dapat Akhiri Pandemi Covid-19, Pendeta Hindu Nekat Penggal Kepala Seorang Pekerja Kuil, Ngaku Dapat Perintah dari Dewa yang Muncul di Mimpinya

Merasa itu kelewatan, Daniel mundur.

Suatu malam pada tahun 2010, Jennifer memutuskan untuk mengeksekusi rencananya.

Kala itu, jarum jam menunjuk ke pukul 22.00.

Crawford, Mylvaganam, dan pria ketiga bernama Eric Carty memasuki pintu depan rumah target.

Baca Juga: Seorang Diri Sanggup Buat Negaranya Kacau Balau hingga Nekat Tembak Presidennya Sendiri, Inilah Sosok Alfredo Reinaldo, Pria yang Berjuang Mati-matian untuk Lepaskan Timor Leste dari Indonesia Tapi Justru Tak Dihormati

Mereka semua membawa senjata.

Bich dan Hann dipaksa turun ke lantai bawah.

Kepala mereka ditutupi selimut.

Sang ayah, Hann ditembak 2 kali, salah satunya di bagian muka.

Baca Juga: Lockdown di Filipina Kacau Balau, Jutaan Penduduk Miskin Kehilangan Pekerjaan, Presiden Malah Perintahkan Polisi Tembak Mati Warga yang Nekat Merusuh

Sementara ibunya, Bich ditembak 3 kali di kepala dan tewas seketika.

Ajaibnya, Hann selamat dan mengingat semua yang terjadi pada momentum mengerikan itu.

Pada 2014, pengadilan atas kasus tersebut digelar.

Saat vonis bersalah dijatuhkan, Jennifer tak menunjukkan emosinya, hanya datar.

Baca Juga: Pengasuh Ini Kelewat Asik Pose Selfie Pamer Senjata Api, Malah Kelepasan Tembak Bocah 10 Tahun yang Diasuhnya Tepat di Perut

Namun, saat awak media meninggalkan ruang sidang, ia menangis dan gemetar tak terkendali.

Dengan dakwaan tingkat pertama, Jennifer divonis seumur hidup, tanpa kesempatan mengajukan pembebasan bersyarat selama 25 tahun.

Ia berusia 28 tahun saat duduk sebagai pesakitan.

"Dan untuk dakwaan percobaan pembunuhan terhadap ayahnya, ia juga divonis menerima hukuman seumur hidup, yang akan dijalani secara bersamaan."

Baca Juga: Tak Mau Ribet, Kim Jong Un Tembak Mati Seorang Pejabat yang Terjangkit Virus Corona, Begini Kata WHO!

Carty, Mylvaganam, dan Crawford masing-masing menerima hukuman serupa.

(Kharisma Tri Saputra)

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Miris, Gadis Jenius Ini Bunuh Orangtuanya Karena Depresi Dituntut Harus Berprestasi

Tag

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber Tribun Sumsel