Bak Binatang Ternak, Alih-alih Diceraikan Wanita Zaman Dahulu Malah Diperjualbelikan Sesuka Hati oleh Suami Mereka Bila Sudah Tak Bahagia, Terungkap Alasan di Baliknya

Kamis, 28 Mei 2020 | 10:00
History Daily

Ilustasi menjual istri pada orang lain

Sosok.ID - Seiring dengan berkembangnya zaman, nasib wanita dan anak-anak juga semakin membaik.

Tak seperti sekarang di mana wanita dan anak-anak bebas melakukan apa saja.

Wanita dan anak-anak pada zaman dahulu mendapat perlakuan yang sangat berbeda.

Bisa dikatakan, wanita dan anak-anak yang hidup pada zaman sekarang lebih beruntung.

Baca Juga: Terlalu Banyak di Booking Pria Hidung Belang, Aktris Film Biru Jepang Sampai Kehilangan Kemampuan Bereproduksi

Wanita dan anak-anak bisa hidup dengan aman dan nyaman saat ini, bila dibandingkan dengan zaman dulu.

Jika mengalami suatu tindak kekerasan atau pelecehan ada banyak badan yang bergerak dan bersedia melindungi perempuan dan anak-anak.

Lebih jauh lagi, bisa dibilang saat ini wanita dan anak-anak hidup dengan aman karena para pria yang menghargai mereka.

Jika kembali pada masa lalu, wanita dan anak-anak sepertinya tak memiliki 'nilai' dalam hidup, tak dianggap sebagai manusia.

Baca Juga: Dapat Meme dari Luhut, Mahfud MD Ibaratkan Virus Corona Layaknya Pasangan Pengantin Baru: Seperti Istri, Kalau Tak Bisa Ditaklukkan, Maka...

Dilansir dari History Daily, kembali di Eropa awal hingga pertengahan 1800-an, perempuan dan anak-anak dianggap properti.

Pria yang tidak lagi bahagia dengan istri atau jatuh dalam masa sulit dapat dengan mudah membawa pasangannya ke pasar dan menjualnya.

Praktik itu tidak benar-benar legal, tetapi sangat umum di kalangan orang miskin sehingga penegak hukum menutup mata.

Penjualan istri adalah alternatif yang lebih mudah dan lebih murah daripada perceraian tradisional.

Baca Juga: Berangkat Apel dengan Seragam Lengkap, Oknum Kapolsek Tabrak Rumah Warga Hingga Ambruk dan Tewaskan Balita dan Lansia, Keluarga Korban Curiga: Mulutnya Bau Alkohol!

Perceraian membutuhkan Undang-Undang Parlemen dan izin dari sebuah gereja dan biaya ini setara dengan 15.000 dolar (Rp 212 juta) dalam mata uang hari ini.

Karena rata-rata laki-laki kelas pekerja tidak mampu membayar harga seperti itu, ia hanya akan memindahkan "kepemilikan" istrinya ke penawar tertinggi dalam pelelangan umum, seperti halnya seseorang menjual ternak.

Wanita yang ingin meninggalkan pernikahan yang tidak bahagia atau mengalami tindak kekerasan juga bisa meminta untuk dijual dan biasanya keputusan itu adalah miliknya.

Jika dia tidak suka pada pembeli, dia bisa menolak.

Baca Juga: Iseng Pungut Kotoran di Pantai dan Menyimpannya Selama Setahun, Nelayan Ini Langsung Ketiban Rezeki Nomplok Saat Lapor ke Pihak Berwajib, Benda Misterius yang Ditemukannya Ternyata Bernilai Rp 4,5 Miliar

Paling sering, suami dan istri menyetujui ketentuan penjualan beberapa minggu sebelum penjualan publik terjadi.

Sementara kita mungkin berpikir penjualan istri gila dan ofensif hari ini, namun saat itu pernikahan adalah perjanjian ekonomi, bukan ekspresi cinta.

Sebelum UU Perkawinan 1753, pernikahan bahkan tidak memerlukan upacara - itu hanya sebuah perjanjian.

Suami dan istri akan secara resmi dianggap sebagai 'satu orang' yang sah, dengan lelaki mempersatukan hak-hak perempuan.

Baca Juga: Kontras dengan Putra Angkatnya yang Hidup Mewah Bergelimang Harta, Inilah Sosok Ibu Angkat Ruben Onsu yang Sederhana dan Tak Pernah Neko-neko, Plih Nasi Padang daripada Plesiran ke Luar Negeri

Sementara praktik penjualan istri telah cukup mengalami penurunan sejak penerapan pengadilan perceraian modern, sayangnya ini masih terjadi hari ini di beberapa bagian dunia.

Misalnya tak lama sebelum ini, pada 2009 petani miskin yang tinggal di bagian-bagian tertentu pedesaan India dipaksa untuk menjual istri mereka untuk melunasi si pemberi pinjaman.

(Tatik Ariyani)

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Zaman Dulu Jika Suami Merasa Sudah Tak Bahagia, Istrinya akan Dijual di Pasar Seperti Ternak Bukannya Dicerai

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya