Merasa Sangat Bangga Bisa Melakukan Pekerjaan Tuhan, Algojo Ini Ungkap Kehidupan Layak yang Dijamin oleh Arab Saudi untuk Seorang Pemenggal Kepala Sepertinya

Sabtu, 09 Mei 2020 | 12:45
Serambinews

Tak Masalahkan Bayaran Meski Digaji Puluhan Juta untuk Sekali Penggal Kepala, Pria Arab Saudi Ini Ungkap Alasannya Bangga Jadi Algojo Hukuman Mati: Ini Pekerjaan Tuhan...

Sosok.ID - Sudah bukan rahasia lagi bahwa negara Arab Saudi memberlakukan hukuman menurut agama Islam.

Salah satunya adalah hukuman mati dengan memenggal kepala.

Profesi sebagai pemenggal kepala rupanya cukup menjajikan di Arab Saudi.

Belum lama ini Arab Saudi dikabarkan mengumumkan beberapa hukuman yang dimilikinya.

Baca Juga: Sukses Buat Penjajah Kapok Injakkan Kaki di Tanah Air, Inilah Tradisi Ngeri Suku Pedalaman di Kalimantan, Gemar Penggal Kepala Musuh untuk Dijadikan Koleksi hingga Mahar Pernikahan

Mulai dari hukuman cambuk hingga eksekusi mati bagi anak di bawah umur.

Eksekusi mati untuk pelaku kejahatan dibawah umur 18 tahun ini tak diizinkan karena hal ini melanggar Konvensi Anak PBB.

Padahal Arab Saudi telah mengeksekusi 184 orang pada tahun 2019 ini.

Termasuk sedikitnya satu anak di bawah umur.

Baca Juga: Gaji Layak, Jam Kerja Fleksibel, dan Paket Tunjangan Terbaik, Algojo ISIS Ini Beberkan Pendapatannya Usai Penggal Lebih dari 100 Kepala Manusia

Seperti yang diketahui, Arab Saudi menerapkan hukum Islam dengan ketat.

Termasuk diantaranya rajam, cambuk, potong tangan, dll.

Tak cuma itu, Arab Saudi juga diketahui melakukan eksekusi mati dengan cara tradisional yaitu penggal kepala.

Dilansir Intisari.ID via The Guardian, seorang pria bernama Muhammad Saad Al-Beshi yang mengaku sebagai algojo pernah membagikan kisahnya.

Baca Juga: Klaim Sudah Penggal Lebih dari 100 Orang, Algojo ISIS Mengaku dapat Bayaran Segini untuk Setiap Kepala yang Sudah Terpenggal

Sebagai seorang eksekutor negara di Arab Saudi, ia mendapatkan gaji yang layak, jam kerja yang fleksibel, dan bahkan paket tunjangan terbaik.

Karirnya ini diawali pada tahun 1998.

Saat itu Al-Beshi mendapatkan pekerjaan pertamanya di Jeddah.

"Penjahat itu diikat dan ditutup matanya. Dengan satu pukulan pedang aku memutuskan kepalanya," begitulah Al-Beshi menceritakan pengalaman pertamanya.

Baca Juga: Berani Bersumpah dan Ancam Bakal Penggal Kepala Jokowi, Pria Ini Berkelit Sebut Cuma Ikut-Ikutan, Hakim: Kan Bisa Spontan yang Lain, Jokowi Ayo Makan Siang Misalnya...

"Tentu saja aku gugup, memang ada banyak orang yang menonton tetapi sekarang demam panggung hanyalah sesuatu dari masa lalu," sambungnya.

Ia pun mengungkapkan kalau dirinya tenang di tempat kerjanya dan melakukan pekerjaan Tuhan.

"Aku tidak tahu mengapa mereka datang dan menonton, jika mereka tidak memiliki keinginan untuk itu, apa mereka pikir orang takut padanya?" kata Al-Beshi.

"Di negara ini kita memiliki masyarakat, yang mengerti hukum Tuhan," tambahnya.

Baca Juga: Persembahkan Kepala Manusia Sebagai Mas Kawin, Pria Suku Naulu Buru dan Penggal Kepala Orang Demi Bukti Kejantanan

"Tidak ada yang takut padaku, aku punya banyak kerabat dan banyak teman di masjid, dan aku menjalani kehidupan yang normal sama seperti orang lain," imbuhnya.

Sebelum eksekusi, ia akan mengunjungi keluarga korban, penjahat untuk mendapatkan ampunan bagi pria yang akan dieskekusi.

"Aku selalu memiliki harapan, sampai menit terakhir dan aku berdoa pada Tuhan untuk memberikan penjahat kehidupan baru, aku selalu menjaga harapan itu tetap hidup," Jelas Al-Beshi.

Al-Beshi tak bisa mengungkapkan berapa banyak uang yang dia dapatkan untuk melakukan eksekusi ini.

Baca Juga: Dipenjara Gara-gara Nekat Ancam Akan Penggal Kepala Jokowi, HS Terpaksa Jalani Prosesi Nikah dengan sang Pujaan Hati Dibalik Jeruji Besi

Ini karena hal tersebut merupakan perjanjian rahasia dirinya dengan pemerintah.

Namun, ia menegaskan kalau bayaran ini tidaklah penting.

Karena yang terpenting bagi dia adalah pekerjaannya ini membuatnya bangga karena melakukan pekerjaan Tuhan.

"Saya sangat bangga melakukan pekerjaan Tuhan," Kata Al-Beshi.

Baca Juga: Putri yang Terbuang, Kisah Princess Kerajaan Arab Saudi Dihinakan Mendekam di Penjara

Ia pun mengungkapkan kalau pedang kebanggannya yang biasa ia gunakan untuk eksekusi ini bernilai sekitar 20.000 riyal atau sekitar Rp 75 juta.

"Ini hadiah dari pemerintah. Aku merawatnya dan menajamkannya sesekali dan memastikan untuk membersihkannya dari noda darah," katanya.

"Ini sangat tajam, orang-orang bahkan kagum betapa cepatnya aku dapat memisahkan kepala dari tubuh tereksekusi," tambahnya.

Bagi Al-Beshi, mereka tereksekusi menyerahkan diri mereka sebelum dibunuh meskipun mungkin mereka berharap untuk diampuni.

Baca Juga: AS Ancam Arab Saudi Agar Kurangi Produksi Minyak, Jika Tidak Nurut Bakal Ada Konsekuensi Serius

Saat melakukan eksekusi, satu-satunya percakapan yang terjadi adalah ia mengatakan kepada tahanan untuk mengatakan Syahadat sebelum dieksekusi.

"Hati dan pikiran mereka terangkat, dengan melafalkan Syahadat ketika mereka sampai di alun-alun, lalu aku membaca perintah eksekusi, dan dengan sinyal aku memotong kepala tahanan," katanya.

Tidak ada perbedaan yang mendasar antara mengeksekusi pria dan wanita.

Kecuali wanita yang mengenakan jilbab, tidak ada yang diizinkan di dekat mereka, sebelum waktu eksekusi tiba.

Baca Juga: 31 Tahun Hilang di Arab Saudi Hingga Lupa Bahasa Indonesia, WNI Asal Cirebon Akhirnya Pulang ke Tanah Air

Saat mengeksekusi wanita, ia memiliki pilihan senjata, "itu tergantung senjata apa yang mereka inginkan, terkadang pedang atau senjata lainnya, namun sebagian besar menggunakan pedang."

(Aditya Eriza Fahmi)

Artikel ini telah tayang di Suar.ID dengan judul Punya Gaji Layak Hingga Miliki Tunjangan Istimewa dari Pemerintah, Beginilah Nikmatnya Bekerja Sebagai Pemenggal Kepala di Arab Saudi

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Suar.ID

Baca Lainnya