Sosok.ID - Arab Saudi sedang dalam dilema berat.
Ketika beberapa waktu silam menyatakan keberaniannya melakukan perang minyak untuk menekan Rusia, kini malah Amerika Serikat (AS) yang kelojotan akan aksi Arab Saudi itu.
Seperti halnya tabiat AS yang lalu-lalu, jika kepentingan nasionalnya diganggu maka Presiden Trump bakal melakukan langkah drastis.
Dalam sebuah panggilan telepon pada 2 April, Trump mengatakan kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, kecuali Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mulai memotong produksi minyak.
Jika hal itu tak dikabulkan Trump tidak akan berdaya untuk menghentikan Kongres AS meloloskan undang-undang untuk menarik pasukan AS dari Kerajaan Arab Saudi seperti dikutip dari Reuters.
Tentu hal ini memusingkan Mohammed Bin Salman dimana jika pasukan AS ditarik dari Arab Saudi maka negaranya bakal kehilangan dukungan militer dari Paman Sam.
Lebih mengkhawatirkannya lagi kejadian ini bakal mengakhiri aliansi strategis AS-Arab Saudi yang sudah terjalin 75 tahun.
Perlu diketahui pula jika hampir 80 persen sistem persenjataan militer Arab Saudi disuplai oleh AS.
Tentu saja ancaman Trump ini sangat mengejutkan Bin Salman.
Trump sendiri beralasan ancaman ini juga untuk melindungi industri minyak AS dari 'krisis harga yang bersejarah.'