Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

AS Ancam Arab Saudi Agar Kurangi Produksi Minyak, Jika Tidak Nurut Bakal Ada Konsekuensi Serius

Seto Ajinugroho - Jumat, 01 Mei 2020 | 14:15
AS Ancam Arab Saudi Agar Kurangi Produksi Minyak, Jika Tidak Nurut Bakal Ada Konsekuensi Serius
Aljazeera.com

AS Ancam Arab Saudi Agar Kurangi Produksi Minyak, Jika Tidak Nurut Bakal Ada Konsekuensi Serius

Sosok.ID - Arab Saudi sedang dalam dilema berat.

Ketika beberapa waktu silam menyatakan keberaniannya melakukan perang minyak untuk menekan Rusia, kini malah Amerika Serikat (AS) yang kelojotan akan aksi Arab Saudi itu.

Seperti halnya tabiat AS yang lalu-lalu, jika kepentingan nasionalnya diganggu maka Presiden Trump bakal melakukan langkah drastis.

Dalam sebuah panggilan telepon pada 2 April, Trump mengatakan kepada Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, kecuali Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mulai memotong produksi minyak.

Baca Juga: Masih Jomblo di Usianya yang Nyaris Menyentuh Kepala 4, Luna Maya Ungkap Ketakutan Terbesarnya Setelah Ditinggal Nikah Dua Kali oleh Mantan-mantannya

Jika hal itu tak dikabulkan Trump tidak akan berdaya untuk menghentikan Kongres AS meloloskan undang-undang untuk menarik pasukan AS dari Kerajaan Arab Saudi seperti dikutip dari Reuters.

Tentu hal ini memusingkan Mohammed Bin Salman dimana jika pasukan AS ditarik dari Arab Saudi maka negaranya bakal kehilangan dukungan militer dari Paman Sam.

Lebih mengkhawatirkannya lagi kejadian ini bakal mengakhiri aliansi strategis AS-Arab Saudi yang sudah terjalin 75 tahun.

Perlu diketahui pula jika hampir 80 persen sistem persenjataan militer Arab Saudi disuplai oleh AS.

Tentu saja ancaman Trump ini sangat mengejutkan Bin Salman.

Baca Juga: Mantan Suaminya Kini Nikahi Pedangdut, Bekas Istri Sirajuddin Sempat Rancang Gaun Zaskia Gotik dan Tak Tahu Kedekatan Mereka: Cuma Kenal Gak pernah Ketemu

Trump sendiri beralasan ancaman ini juga untuk melindungi industri minyak AS dari 'krisis harga yang bersejarah.'

Source :Reuters

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x