Sosok.ID - Negeri Bollywood, India memperpanjang lockdown yang seharusnya berakhir pada Selasa (14/4/2020).
Keputusan ini diambil Perdana Menteri India Narendra Modi sebab pandemi covid-19 masih terus meningkat di India.
Lockdown di beberapa negara bagian India diperpanjang sekitar dua minggu setelah PM Modi didesak untuk melakukannya.
Hal ini berkaitan dengan meningkatnya jumlah kematian virus corona di sana.
India sendiri berdasarkan pantauan Sosok.ID dari data real time "Coronavirus Pandemic Covid-19 Live World Map/Count", telah melaporkan sebanyak 9.373 kasus infeksi dengan 344 kematian hingga Senin (13/4) sekitar pukul 16.35 WIB.
Pandemi yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 ini juga membuat India kuwalahan mengatasi pasien infeksi virus corona.
Melansir Kompas.com, India bahkan mengalami kekurangan tempat tidur di rumah sakit, membuat otoritas kesehatan setempat terpaksa "mengusir" pasien non-corona agar dapat merawat pasien Covid-19.
Shahjahan, menjadi salah satu pasien yang merasakan pengalaman buruk itu.
Ibu usia 40 tahun itu menderita penyakit liver dan butuh pengobatan.
Namun karena kurangnya tempat tidur, ia lantas diminta keluar dan mengalah dari pasien virus corona.
Infeksi akut menyebabkan Shahjahan harus menggunakan ventilator selama hampir dua minggu lamanya.
Lalu pada Selasa (7/4) malam, ia diminta keluar dari rumah sakit umum Lok Nayak di New Delhi.
Mengutip AFP via Kompas.com, ia lantas meninggal dunia di rumah keluarganya di Delhi.
"Pihak berwenang membiarkannya mati. Bahkan ketika mereka merujuk kami ke rumah sakit lain, mereka tidak menyediakan ambulans," kata Mohammad Khalid, kerabat Shahjahan, dikutip dari AFP via Kompas.com.
Tak hanya India, banyak negara di dunia yang kekurangan fasilitas medis sejak pandemi ini merebak di 215 negara.
Hal ini menyebabkan pasien-pasien lain yang juga ingin hidup, kehilangan perawatan vital.
India kini menempatkan lusinan pasien kronis di tenda-tenda darurat yang didirikan di luar lembaga medis nasional India, oleh pemerintah Delhi.
Pasien kanker dan penyakit kronis lainnya bahkan terpaksa berlindung dengan tenda kanvas di jalur pejalan kaki kereta bawah tanah yang kotor.
Ini adalah akibat dari ditutupnya departemen rawat jalan di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS).
Meski beberapa bantuan beberapa makanan dan obat-obatan telah diguyurkan, namun itu tak mencukupi kebutuhan para pasien.
Seorang pasien kanker mulut di luar AIIMS, sampai harus berbaring di sebuah kardus tipis di stasiun kereta bawah tanah dengan syal menutupi wajahnya.
Lalat-lalat berterbangan di sekitarnya.
Pasien non-corona itu meninggal dunia 4 hari kemudian.
Jurnalis AFP, dikutip via Kompas.com juga melaporkan, di lantai bawah tanah itu mereka tinggal di samping sampah yang berserakan.
Terdapat lebih dari 10 keluarga di sana yang tidak mungkin kembali ke kota asalnya dikarenakan kebijakan lockdown India.
Mereka juga tidak mungkin menerapkan physical distancing dengan anggota yang berhimpitan di lokasi bawah tanah.
Sementara AIIMS, tidak segera memberikan tanggapannya terkait kematian pasien di luar rumah sakit.
Namun mereka telah memperingatkan rumah sakit India untuk waspada terkait jumlah korban meninggal akibat pandemi Covid-19. (*)