'Tolong Jangan Mudik, Kalau Kami Mati di Sini, Siapa yang Menanam Padi?', Petani di Desa, Memohon kepada Warga di Kota Terdampak Corona

Selasa, 07 April 2020 | 14:15
Stemilt

Dia melakukan pekerjaan sehari-hari sebagai petani dan peternak.

Sosok.ID - Sebuah pesan menohok sekaligus mengharukan, disampaikan oleh petani Jawa Barat.

Pesan itu dianggap sebagai permintaan petani di desa pada warga di kota terdampak Covid-19, mewakili seluruh petani di Indonesia.

Belakangan diberitakan, Presiden Joko Widodo tidak membuat aturan terkait larangan mudik lebaran.

Kebijakan tidak adanya larangan itu dianggap meresahkan oleh pemerintah daerah dan beberapa kalangan, termasuk para petani di desa.

Baca Juga: Saat Ketidaktegasan Jokowi Dikritik Bekas Pasangannya: Kalau Tidak Ada Larangan Mudik, Ya Mumet Aku, Harusnya Ada Aturan!

Pasalnya pulang kampung dianggap sebagai risiko berbahaya yang berpotensi meningkatkan laju sebaran virus corona.

Terlebih pemerintah mengungkapkan bahwa 70% kasus infeksi virus corona di Indonesia muncul dari orang tanpa gejala (OTG).

Artinya, mereka yang pulang kampung dalam keadaan merasa sehat, belum tentu 100% terbebas dari infeksi jika belum dilakukan pengecekan tes Covid-19.

Imbauanagar tidak mudik bahkan telah ditegaskan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto.

Baca Juga: Hati-hati, 70 Persen Kasus Infeksi Corona di Indonesia Muncul dari Orang Tanpa Gejala, Waspadai dan Patuhi Imbauan sebab Covid-19 Makin Sulit Dikenali

"Selalu kami katakan bahwa risikonya terlalu tinggi kalau kita harus bepergian dalam situasi yang seperti ini. Karena ada perjalanan panjang yang kita lakukan. Sangat mungkin akan ketemu dengan banyak orang, kemudian memunculkan risiko-risiko yang lebih besar," kata Yuri, dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/4/2020).

Para petani Jawa Barat secara khusus meminta warga yang berada di Jakarta untuk tidak pulang ke kampung halaman.

Pesan tersebut diunggah oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam akun Instagram @ridwankamil pada Jumat (3/4).

Berikut bunyi pesan para petani kepada warga di Jakarta, dilansir dari Tribunnews Bogor.

Baca Juga: Jaga Kedaulatan Pangan Nusantara, Petani dan Nelayan adalah Pahlawan yang Selamatkan Kebutuhan Dasar di Tengah Pandemi Corona

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wahai orang Jakarta, tolong pada diam dulu di rumah, sekarang di sana sudah ramai virus. Kami di sini para petani, berusaha, berikhtiar menanam padi, ikan, dan lain-lain. Buat siapa? Untuk orang Jakarta," ujar petani tersebut mengawali pesannya.

Petani tersebut memohon agar para warga Jakarta tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian.

Sebab jika para pemudik tanpa sadar telah membawa virus ke rumah, maka warga desa juga berpotensi terinfeksi.

Baca Juga: Ternyata Bukan dari Kelelawar, Virus Corona Ada Gegara Manusia Itu Sendiri

Instagram @ridwankamil

Ridwan Kamil mengunggah pesan dari petani untuk warga Jakarta agar jangan mudik

"Sekarang saatnya Anda semua diam dulu di rumah. Jangan mudik, jangan pergi kesini, karena di Desa akan kesusahan bila terdampak wabah penyakit. Jika kalian datang ke sini membawa virus, nanti kalau saya sakit, siapa yang bakalan bertani?" lanjutnya menegaskan.

Ia juga meminta rakyat di zona merah Covid-19 untuk taat imbauan pemerintah.

"Anda tinggal dulu cuman sementara. Kalau kata pemerintah sekarang, jangan dulu ke masjid, itu bukan artinya dilarang sholat. Sholat di tempat masing-masing dulu. Khawatir menular, diam di rumah dulu," kata petani tersebut.

Dengan emosional, sekali lagi, petani itu mengingatkan warga di perantauan khususnya Jakarta untuk tidak balik kampung.

Baca Juga: Kekhawatiran Infeksi Corona Gelombang Dua, Karakteristik Virus Pembawa Penyakit Covid-19 Ini Kian Sulit Dikenali, Muncul Orang-orang Positif Tanpa Gejala

"Kenapa? Kalau kelak nanti menyebar ke para petani, kalau kami semua mati di sini, siapa yang akan bertani, menanam padi?" ungkapnya.

Terlebih selama ini, para petani di desa bekerja keras memenuhi kebutuhan pangan untuk Nusantara, tak terkecuali bagi mereka yang hidup di kota-kota besar.

"Kami kalau kena wabah seperti ini mungkin nanti tidak bisa kerja. Mengolah lahan, meyediakan bahan makanan, ini semua kan untuk kebutuhan orang kota," lanjutnya.

"Di kota juga kalau uang melimpah, tidak ada bahan hasil tanam, apa yang mau dibeli? Tidak enak makan duit. Apa boleh buat, diam dulu di rumah, ya," tandas petani tersebut.

Baca Juga: Sekian Lama Dilacak, Orang Paling Pertama yang Terinfeksi Covid-19 alias Pasien Zero Corona di Wuhan Mulai Terungkap, Ternyata Inilah Sosoknya

Pesan petani di desa itu jelas mengharukan, menyiratkan kekhawatiran penduduk desa terkait mewabahnya virus corona.

Terlebih, petani dan nelayan dianggap sebagai harapan dalam menjaga kedaulatan pangan Indonesia ditengah pandemi virus corona.

Pelaksana Tugas Menteri Perhubungan Luhut Binsar Panjaitan seusai rapat terbatas pada Kamis (2/4) lalu juga menegaskan, mudik di waktu seperti ini akan membahayakan nyawa banyak orang.

Baca Juga: Hadapi Corona: Ketika Diberlakukan Physical Distancing Amankah Pergi ke Gym? Ini Jawaban untuk Anda

"Jadi sekarang kita imbau kesadaran bahwa kalau anda mudik, nanti bawa penyakit, hampir pasti bawa penyakit. Kalau membawa penyakit itu di daerah ada yang meninggal, bisa keluargamu," kata Luhut saat itu.

Oleh karenanya, masyarakat diharap mampu meningkatkan kesadaran dengan tetap tinggal di rumah dan mematuhi imbauan pemerintah.

Yuk bantu petani di desa. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Kompas.com, TribunnewsBogor.com