Anies Baswedan Butuh Bantuan, Tingkat Kematian Virus Corona di Jakarta 2 Kali Lipat Melebihi Angka Global

Kamis, 02 April 2020 | 18:00
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Anies Baswedan mengatakan, tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) akibat Covid-19 di Jakarta dua kali lipat melebihi angka kematian global

Sosok.ID - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sebanyak 3,7 juta warga DKI Jakarta membutuhkan bantuan.

3,7 juta merupakanjumlah warga miskin maupun rentan yang terdampak pandemi Covid-19 di Jakarta.

Hal itu disampaikan Anies saat melakukan video konferensi dengan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin.

"Dalam catatan kami ada 3,7 juta orang yang dalam posisi miskin dan rentan miskin. Mereka terdampak cukup serius dan perlu ada dukungan untuk bisa membiayai kehidupan di Jakarta," kata Anies kepada Ma'ruf, Kamis (2/4/2020), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Kali Ini Bukan KKB Papua, Petinggi Tingkat RT di Mimika Digelandang Polisi gegara Bikin Rusuh, Ancam Bakal Bakar Wisma Atlet Pasien Corona

Dari 3,7 juta orang yang membutuhkan bantuan, 1,1 juta diantaranya telah terdata dalam kategori miskin yang selalu mendapatkan bantuan dari Pemprov DKI.

Namun sisanya, sebanyak 2,6 orang masih dalam pendataan.

Pembahasan mengenai bantuan pada rakyat miskin itu juga telah dibahas Anies dalam rapat terbatas.

"Kami mengharapkan agar program-program bantuan yang tadi dibahas dalam ratas bisa segera dieksekusi," ujar Anies.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Yasonna Laoly Wacana Bakal Bebaskan Koruptor, Pakar Antikorupsi UGM: Jangan Dibuat Persyaratan yang Mudah

Pada Jumat dua pekan lalu, Anies menyatakan pekerja harian di DKI Jakarta akan diberikan bantuan atau subsidi dari Pemprov DKI.

Menurutnya, pekerja harian tersebut telah didata dan akan diberikan bantuan secara bertahap oleh Pemprov DKI.

Hal itu sangat penting mengingat Jakarta adalah kota dengan kasus infeksi corona terbanyak di Tanah Air.

Selain mengusahakan bantuan untuk rakyat miskin di DKI, Anies juga membutuhkan bantuan rakyat untuk selalu patuh imbauan.

Sebab virus corona di Indonesia hampir menyentuh angka 2.000 kasus.

Baca Juga: Nekat Gelar Resepsi di Tengah Wabah Virus Corona, Kapolsek Kembangan Dicopot Usai Foto-foto Pernikahannya dengan Selebgram Rica Andriani Viral di Media Sosial

Hingga Kamis (2/4/2020) sore, Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto telah melaporkan sebanyak 113 kasus tambahan infeksi Covid-19 di Indonesia.

"Ada penambahan kasus konfirmasi positif yang baru sebanyak 113 orang. Sehingga jumlah total ada 1.790 kasus positif akumulatif," ujar Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, dikutip dari Kompas.com.

Ada 9 pasien baru yang dinyatakan sembuh, menambah total kesembuhan menjadi 112 orang.

Sedangkan pasien meninggal dunia menjadi 170 orang.

Baca Juga: Jokowi Digugat! Ngamuk Jualannya Rugi Bandar, Pedagang Eceran Tuntut Ganti Rugi Rp 10 M, Sebut Presiden Tak Becus Tangani Covid-19: Sangat Melecehkan Akal Sehat!

"Ada laporan kematian dari pasien konfirmasi positif sebanyak 13 orang. Sehingga jumlah total kematian ada 170 orang," ujar Yurianto.

Dari total kasus di Indonesia, Jakarta menyumbang lebih dari 800 pasien positif corona, menandai DKI sebagai kota dengan infeksi terparah di Indonesia.

Nahasnya, tingkat kefatalan alias kematian corona di Jakarta telah melampaui angka kematian secara global.

Melansir Kompas.com, Anies Baswedan mengatakan, tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) akibat Covid-19 di Jakarta dua kali lipat melebihi angka kematian global.

Baca Juga: Pengusaha Lain Merugi di Saat Wabah Virus Corona, Miliarder Ini Malah Tambah Kaya, Ternyata Ini Penyebabnya!

"Case fatality rate-nya itu sekitar 10 persen, Pak Wapres. Sepuluh persen itu lebih dari dua kali lipat dibandingkan angka rata-rata global. Angka global itu 4,4 persen," ujar Anies dalam video conference dengan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin yang disiarkan akun YouTube Wapres RI, Kamis (2/4).

Angka 10 persen tersebut telah merujuk pada data terbaru Covid-19 di Jakarta.

Hingga saat ini, menurut Anies, tercatat sebanyak 885 kasus positif Covid-19 di Jakarta.

Dari jumlah itu, 53 orang telah dinyatakan sembuh. Sementara 90 lainnya, meninggal dunia.

Baca Juga: 4 Pasien Positif Corona di Semarang Beberkan Kunci Kesembuhan Mereka

"Jadi Jakarta ini angkanya di atas 10 persen case fatality rate-nya. Ini sangat mengkhawatirkan," kata dia.

Sempat emosional saat mengumumkan jumlah jenazah yang dimakamkan berdasarkan protokol kematian corona pada konferensi sebelumnya, kali ini Anies kembali menyebut angka mengejutkan.

Berdasarkan penuturan mantan Menteri Pendidikan itu, 439 orang hingga Kamis siang, telah dikuburkan dengan prosedur pemakaman jasad pasien Covid-19.

Mereka adalah pasien meninggal yang sebagian masih berstatus sebagai suspect (dicurigai) corona.

Baca Juga: Kabar Gembira, Peneliti IPB dan UI Telah Temukan Senyawa Antivirus Corona dari Bahan Alami, Sebut Konsumsi Jambu Biji Dapat Cegah Covid-19

Artinya, sebagian dari pasien tersebut belum melakukan test atau hasil tesnya belum diumumkan.

Data di atas menegaskan bahwa Jakarta sedang tidak baik-baik saja.

Awal pekan lalu, Pemprov DKI telah mengusulkan karantina wilayah kepada Presiden Joko Widodo.

Karantina wilayah dianggap mampu menekan laju sebaran virus corona di Jakarta dan Indonesia.

Adapun pada hari ini, telah terbit Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19, dengan Pemprov DKI mengusulkan status PSBB kepada Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Jaga Kedaulatan Pangan Nusantara, Petani dan Nelayan adalah Pahlawan yang Selamatkan Kebutuhan Dasar di Tengah Pandemi Corona

Jika Kemenkes segera menetapkan status PSBB untuk Jakarta dan sekitarnya, maka Pemprov DKI dapat segera membuat kebijakan.

"Yang kami butuhkan terkait dengan pemerintah pusat, pertama adalah menyegarakan untuk mendapatkan status (PSBB) agar kami bisa keluarkan peraturan," ucap Anies. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Kompas.com