Sosok.ID - Beberapa waktu lalu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto diketahui ikut sibuk membantu pemerintah dalam upaya evakuasi sebanyak 245 WNI dari Wuhan, China, pada Sabtu (1/2/2020).
Evakuasi ini sebagai bentuk tindak lanjut dari penyebaran virus corona yang kian merebak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah menetapkan virus corona sebagai wabah darurat internasional.
Hadi dan beberapa anggota TNI lainnya ikut andil dalam upaya penyelamatan dan karantina WNI di Natuna.
Ia menyebutkan bahwa TNI telah menyiagakan pesawat dan peralatan pendukung laiinya guna membantu proses evakuasi WNI dari China.
Melansir Tribunnews.com, TNI AU bahkan telah menyiagakan dua pesawat Boeing 737 dan satu Hercules C 130 untuk menindaklanjuti rencana proses evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China menyusul merebaknya virus Corona atau Novel Coronavirus (2019nCoV) di wilayah tersebut.
Singkatnya, TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Darat, dan TNI Angkatan Laut menyatakan siap siaga 24 jam demi Indonesia.
Namun, berbeda dengan TNI yang satu ini, di tengah kesibukan para pasukan TNI lainnya, ia malah dikenal publik dengan cara yang tak biasa.
Belakangan, Indonesia sempat dikejutkan dengan kemunculan-kemunculan kerajaan baru tanpa aba-aba, salah satunya adalah Kerajaan King of The King di Bandung.
Ya, raja diraja King of The King, Dony Pedro, ternyata adalah anggota TNI berstatus aktif.
Melansir Kompas.com, pihak TNI Angkatan Darat mengonfirmasi bahwa Dony Pedro, yang diklaim sebagai King of The King, ternyata seorang anggota TNI aktif.
Salah satu pengikut sekaligus petinggi King of The King, Juanda (48) yang telah ditangkap oleh Polres Metro Tangerang Kota pada Senin (3/2/2020), membuat pernyataan tersebut.
"Kepada saya, Dia (Dony Pedro) bilang tentara aktif," kata Juanda, dikutip dari Kompas.com.
Kepada Juanda, ia mengaku bertugas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD di Bandung.
Menurut Juanda, Dony bahkan tak segan menunjukkan kartu keanggotaannya sebagai TNI.
Dalam kartu tersebut, tertulis Dony Pedro berpangkat Letnan Satu Infanteri.
"Saat saya ke sana (rumah Dony Pedro) seragam (TNI)-nya digantungin," kata Juanda.
Adapaun pernyataan Juanda dibenarkan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispen AD) Brigjen TNI Candra Wijaya.
"Benar bahwa Saudara Dony Pedro anggota TNI aktif," ungkap Candra Wijaya, Rabu (5/2/2020).
Sama seperti apa yang disampaikan Juanda, Candra menuturkan bahwa Dony Pedro berpangkat Letnan Satu serta berdinas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD di Bandung.
Menurut Candra, Dony Pedro tengah menjalani proses hukum melalui pengadilan militer di Bandung.
"Yang bersangkutan sudah mulai menjalani proses hukum sejak tanggal 31 Januari 2020 di Pomdam III/Siliwangi karena diduga telah melakukan tindak pidana penipuan," kata Candra, dilansir Sosok.ID, dikutip dari Kompas.com, Rabu (5/2/2020).
Sebelumnya, Juanda menyebutkan bahwa King of The King Dony Pedro, adalah raja dari segala raja yang ada di dunia.
"Itu adalah Raja Diraja, nanti beliaulah yang akan melantik dari seluruh presiden dan raja-raja di seluruh dunia," kata Juanda, Senin (27/1/2020).
a juga mengklaim bahwa King of The King menduduki lembaga keuangan tertinggi dunia yang disebut Union Bank Switzerland (UBS) dan Indonesia Mercusuar Dunia (IMD).
King of The King yang juga dikenal dengan sebutan Mister Dony Pedro, disebut menjabat sebagai presiden USB.
Kepada Juanda, Dony juga menyatakan memiliki dokumen dana di bank Swiss yang akan dicairkan pada Maret 2020.
Tak cukup sampai disana, Juanda juga menyebutkan bahwa kerajaan ini memiliki aset senilai Rp 60.000 Triliun.
Aset tersebut disebut-sebut sebagai kekayaan yang ditinggalkan Bapak Proklamasi Indonesia, Ir. Soekarno, diserahkan secara resmi kepada King of The King demi kesejahteaan Indonesia.
Adapun kini Juanda mengaku menyesal, karena ikut terjebak dalam kerajaan fiktif yang dibuat Dony Pedro.
Juanda bahkan mengaku telah beberapa kali menyetor uang sebanyak Rp 1,5 juta kepada Dony Pedro, yang jika ditotal keseluruhan telah mencapai Rp 10 juta.
"Saya dijanjikan Rp 3 miliar tiap setor dan dikasih sertifikat, katanya cair Maret 2020," kata Juanda.
(*)