Mati Kelaparan, Jenazah Kakek di Sulsel Ini Dibopong Pakai Sarung Sejauh 10 Km, Ternyata Dilarang Pakai Mobil Ambulans Kepala Desa, Begini Kronologinya!

Minggu, 19 Januari 2020 | 17:35
Kolase (istimewa) via Kompas/Tribunnews

Mati Kelaparan, Jenazah Kakek di Sulsel Ini Dibopong Pakai Sarung Sejauh 10 Km, Ternyata Dilarang Pakai Mobil Ambulans Kepala Desa, Begini Kronologinya!

Sosok.ID - Sungguh malang kisah kakek di Jeneponto ini, yang harus meregang nyawa gegara kelaparan.

Tambah miris lagi dengan perlakuan yang didapatkan oleh keluarga saat ingin membawa jenazah kakek tersebut ke rumah duka.

Sebab pihak keluarga tak diijinkan meminjam mobil ambulans yang diketahui milik kepala desa untuk mengantar jenazah.

Pihak keluarga pun akhirnya membawa jenazah dengan cara dibopong menggunakan sarung.

Baca Juga: Berubah 180 Derajat, Mantan Pesepak Bola Real Madrid Ini Banting Setir Jadi Mafia, Diduga Kirim Anak Buah Untuk Bunuh Bekas Striker Juventus!

Namun hal tersebut bukan menjadi halangan terakhir, sebab ternyata pihak keluarga harus menyusuri jalan perbukitan sejauh 10 kilometer dengan membopong jenazah tersebut.

Melansir dari TribunTimur.com, Ambo Tang Daeng Tutu (75) ditemukan tergeletak tak bernyawa di dekat tumpukan batu di Dusun Borongloe, Desa Bontorappo, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Saat hendak di bawa ke rumah duka oleh keluarga, mereka justru tak mendapat izin untuk meminjam ambulans milik kepala desa.

Padahal saat itu ada mobil ambulans siaga desa yang tak sedang bertugas, namun pihak keluarga harus kecewa saat tak dapat ijin meminjam.

Baca Juga: Tak Mampu Bayar Utang Rp 1 Juta, Ibu Ini Jadikan Bayinya Sebagai Jaminan, Karang Drama Penculikan Saat Keluarga Tanyakan Keberadaan Buah Hatinya

Melansir dari Kompas.com, yang berwenang dalam peminjaman mobil ambulans siaga adalah Kepala Desa setempat.

“Padahal, saat penemuan jenazah Ambo Tang, Kepala Desanya datang dengan mengendarai mobil ambulans. Jadi terpaksa digotong menggunakan sarung,” kata seorang keluarga korban, Sahabuddin ketika dikonfirmasi, Minggu (19/1/2020), mengutip dariKompas.com.

IST

Ilustrasi ambulans

Lebih lanjut, Sahabuddin mengatakan jika keluarga mereka menggunakan sarung secara bergotong royong dan belgiliran.

Hal ini karena jarak lokasi penemuan jasad dan rumah duka cukup jauh, yakni 10 km.

Baca Juga: Tetap Dicopot Jadi Dirut TVRI Usai Surat Pembelaan dengan 1200 Halaman Ditolak, Helmy Yahya Bongkar Kecilnya Anggaran Produksi: Buat Bayar Soimah aja Enggak Cukup!

Medan yang harus ditempuh bukanlah medan yang mudah sebab harus menyusuri jalan perbukitan yang menjulang dan licin sembari membopong jenazah.

Kepala Desa Bontorappo, Mustafa Dg Ngenteng membantah tudingan keluarga almarhum pada dirinya.

Mengutip dari Kompas.com, Mustafa, mengaku sudah menghubungi pihak puskesmas setempat.

Hal itu dimaksudkan untuk memerintahkan pihak puskesmas mempersiapkan mobil ambulans guna mengantar jenazah kakek malang tersebut.

Baca Juga: Rela Pasang Badan Sendirian Hadapi Isu Miring Gegara Suami Tak Mau Muncul ke Media, Rupanya Ini Alasan Iis Dahlia Mau Bela Mati-matian sang Pilot Garuda

Namun, menurutnya pihak keluarga tak mau menunggu kedatangan mobil jenazah hingga nekat membawa jasad kakek berusia 75 tahun itu dengan cara dibopong.

"Saya sudah menghubungi pihak puskesmas agar mengirim mobil ambulans jenazah dan sementara dalam perjalanan ke lokasi penemuan jenazah Ambo Tang, tapi pihak keluarga tidak mau menunggu dan langsung menggotong jenazah," bantahnya, mengutip dariKompas.com.

Mustafa juga mengungkapkan, keluarga terburu-buru mengambil jenazah Ambo Tang.

Baca Juga: 3 Tahun Pacaran dengan YouTuber Transgender Pasca Cerai dari Istri, Duda Beranak Satu Ini Ngaku Berani Jalin Hubungan Asmara Gegara tak Ingin Punya Anak Lagi

Istimewa via Kompas.com

Jenazah kakek, Ambo Tang saat ditemukan

Menurutnya, jika ditemukan jenazah, maka harus menunggu polisi datang dulu untuk dilakukan pemeriksaan.

"Padahal kan, kalau ada penemuan jenazah itu harus menunggu dulu datangnya polisi. Jadi polisi belum datang dan mobil ambulans jenazah belum datang, tapi jenazah Ambo Tang sudah dibawa pihak keluarga," bebernya, mengutip dariKompas.com.

Baca Juga: Terungkap! Soeharto Sebenarnya Ingin Diganti Tapi Terlambat, Ini Sosok Pengganti Pak Harto: Saya Tidak Berambisai Jadi Presiden Presiden Seumur Hidup...

Sebelumnya telah diberitakan, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman mendapat kabar Ambo Tang, seorang kakek di Jeneponto ditemukan meninggal dunia diduga karena kelaparan.

Kabar yang menyayat hati itu pun ditanggapi serius oleh Andi Sudirman Sulaiman dan meminta kepada seluruh bupati dan wali kota se-Sulawesi Selatan agar lebih memperhatikan kondisi warganya, terutama kalangan fakir miskin.

Baca Juga: Miris! Gadis 13 Tahun Dihamili oleh Bocah 10 Tahun, Keluarga Malah Bahagia Sambut Kehadiran sang Jabang Bayi

Namun, keluarga Ambo Tang membantah pernyataan Andi Sudirman. Ambo Tang meninggal diduga karena tersesat. Kakek 75 tahun itu, disebut keluarganya, sudah pikun. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Tribuntimur.com

Baca Lainnya