Datangi Erick Thohir, Ikatan Awak Kabin Garuda Adukan Ribuan Penindasan Ari Askhara Pada Pegawai, IKAGI: Sydney-Jakarta-Sydney Jadi Pulang-Pergi, Ada 8 Orang yang Opname

Selasa, 10 Desember 2019 | 08:42
KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA/AKHDI MARTIN PRATAMA

Datangi Erick Thohir, Ikatan Awak Kabin Garuda Adukan Ribuan Penindasan Ari Askhara Pada Pegawai, IKAGI: Sydney-Jakarta-Sydney Jadi Pulang-Pergi, Ada 8 Orang yang Opname

Sosok.ID - Setelah kasus penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton di Pesawat Garuda Indonesia yang baru dibeli dari Perancis.

Kemudian diikuti dengan pencopotan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia yang menjadi otak penggelan pajak dan rugikan negara sampai lebih dari Rp 800 jutaan.

Terungkap ternyata Dirut Garuda yang dicopot memiliki sepak terjang dan penilaian buruk dari pegawai pesawat Garuda sendiri.

Terbukti bahwa Sekretaris IKAGI, Jacqueline Tuwanakotta bersama beberapa anggota organisasi awak kabin pesawat plat merah ini datangi kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengadu penindasan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara pada Menteri BUMN.

Baca Juga: Suruh Suami Cari Istri Lagi, Ibu Muda Ini Pilih Gantung Diri Karena Ingin Istirahat Total

Menurut Sekretaris IKAGI, peagawi yang tergabung dalam organisasi tersebut sudah sering mengeluh apa yang sering mereka rasakan saat bekerja.

Hingga berita mengenai pencopotan Dirut Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN, Erick Thohir mencuat, pegawai kabin pesawat merasa sangat bahagia.

Mereka merasa tak pernah ada tempat mengeluh dalam hal penindasan yang berkedok dinas tersebut saat Ari Askhara masih menjabat.

Awak kabin yang selalu berada di bawah tekanan saat bekerja, hingga mereka tak bisa merasakan bekerja dengan aman dan nyaman.

Bayang-bayang hukuman berat yang diberikan secara semena-mena oleh Dirut Garuda kala itu menjadi momok bagi pegawai pesawat tanpa terkecuali.

Baca Juga: Anggap Sikap Betrand Peto Peluk-Cium Sarwendah Berlebihan, Mbak You:Apa Perlu dengan Bergaya Seperti Itu?

“Saat ini karyawan sudah merasa senang ketika yang terjadi Ari Askhara diturunkan, dicopot, banyak karyawan yang bersyukur, bahagia, karena selama beliau memimpin banyak sekali kerusakan di PT Garuda Indonesia,” ujar Jacqueline di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019), dikutip dari Kompas.com.

Jacqueline menjelaskan, di masa kepemimpinan Ari, awak kabin Garuda merasa bekerja dalam tekanan.

Kesalahan sekecil apapun yang disengaja maupun tak disengaja oleh pegawai akan diganjar Ari Askhara dengan hukuman yang cukup berat.

Ancaman pun selalu menghantui pegawai saat bertugas mengantarkan penumpang dengan pesawat Garuda yang diberikan oleh Dirut secara langsung.

Baca Juga: Mbah Mijan Sudah Peringatkan Kesombongan Dirut Garuda Akan Hancurkan Hidupnya: Dipikir Airport Ini Milik Bu Rini?

Kesemena-menaan itu membuat pegawai merasa tak nyaman hingga diduga banyak pegawai Garuda mengundurkan diri.

Tak sampai disitu, di bawah tekanan dan hukuman membuat kinerja dan pelayanan Garuda Indonesia di setiap perjalanan seperti mengalami penurunan beberapa waktu ini.

(KOMPAS.com/AKHDI MARTIN PRATAMA)

Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Jacqueline memberikan contoh bahwa saat membuat kesalahan sekecil apapun oleh pegawai, ancaman yang diberikan Ari Askhara pada pegawai tersebut adalah pemindahan tugas ke Papua.

Atau bahkan awak kabin dilarang terbang atau mendapat penalti untuk tidak berdinas atau istilahnya di-grounded secara tiba-tiba.

“Mereka (awak kabin) takut ada yang terancam, contoh, lakukan kesalahan sedikit langsung dipindahkan ke Papua, kemudian kesalahan yang harusnya masuk dalam pembinaan, tiba-tiba di-grounded, tidak boleh terbang,” kata dia, dikutip dari Kompas.com.

Tak ka;ah dengan masa tanam paksa, Ari Askhara dinilai membahayakan kesehatan pegawai karena memberikan jam kerja yang tanpa batas.

Baca Juga: Bantah Tudingan Ceraikan Vicky Prasetyo karena Isu Perselingkuhan, Angel Lelga Bongkar Kelakuan Kriminal Mantan Suami, Pernah Curi Uang Kampanye untuk Diberikan Pada Keluarganya

Padahal maskapai plat merah tersebut memberikan pelayanan pada publik sebagai pemberi jasa penumpang.

Itu akan bisa berimbas pula jika awak kabin kurang istirahat atau sakit bisa membahayakan keselamatan penumpang jika ia masih bertugas.

Jacqueline juga memberikan contoh seperti perjalanan Garuda Indonesia dari Jakarta ke Sydney, Australia.

Terkadang pejalanan Jakarta-Sydney kembali lagi ke Jakarta harus bisa ditempuh awak kabin selama 3 hari.

Baca Juga: Menghilang 2 Pekan, Bocah PAUD Ditemukan Sudah Tak Bernyawa di Parit, Jasadnya Mengapung Tanpa Kepala di Lokasi yang Kerap Ditemukan Biawak

Atau bisa dikatakan pulang pergi (PP) yang artinya setelah mendarat, awak kabin tak ada jeda untuk beristirahat langsung berangkat lagi mengudara.

Sekretaris ikatan pegawai Garuda tersebut juga mengatakan akibat dari tekanan kerja yang diberikan sangat tinggi saat ini sudah ada delapan pegawai yang diopname atau jatuh sakit.

“Contoh schedule Sydney-Jakarta-Sydney, itu harusnya tiga hari, tapi jadi PP (pulang pergi). Itu beri dampak tidak bagus kepada awak kabin, sekarang sudah ada delapan orang yang diopname,” ucap dia, dikutip dari Kompas.com.

Atas dasar itu, dirinya bersama anggota IKAGI lainnya ingin bertemu dengan pihak Kementerian BUMN.

Baca Juga: Namanya Disebut Masuk Bursa Bos BUMN Hingga Diisukan Bakal Gantikan Dirut Garuda, Susi Pudjiastuti Pilih Tutup Telinga dan Fokus Bantu Nelayan

“Kami akan bicara soal kondisi awak kabin yang ada di Garuda Indonesia, kondisi general, dan perusahaan,” lanjutnya, melansir dari Kompas.com.

Keberanian menyampaikan keadaan yang ada di tubuh perusahaan penyedia jasa udara milik Indonesia tersebut muncul karena merasa telah ada naungan bagi pegawai pesawat plat merah untuk mengadu.

Mereka merasa bahwa Erick Thohir bisa menjadi bapak bagi pegawai awak kabin yang menjadi ujung tombak pendapatan negara tersebut. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya