Aksi Balas Dendam Terhadap Kematian Pimpinan ISIS, Mantan Napi Teroris Yakin Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan adalah Anggota JAD

Rabu, 13 November 2019 | 17:40
Eri Komar Sinaga/Tribunnews.com

Eks narapidana teroris Sofyan Tsauri

Sosok.id - Mantan narapidana kasus terorisme, Sofyan Tsauri meyakini bahwa aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan merupakan aksi balas dendam.

Yakni, atas kematian pimpinan Islamic State of Irac and Syria (ISIS), Abu Bakar al Baghdadi.

Seperti yang telah diwartakan, Baghadadi tewas dalam operasi yang dilakukan oleh pasukan khusus Amerika Serikat (AS).

Dalam operasi bernama Kyla Mueller itu, pasukan delta berhasil membunuh Baghdadi pada Sabtu (26/10/2019) lalu di Suriah.

Baca Juga: Berstatus Mahasiswa, Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Rupanya Sudah Punya Istri dan Disebut Mulai Berubah Sejak Menikah

Diketahui bahwa Baghdadi tewas setelah meledakkan diri dengan bom yang dibawanya saat dikejar oleh pasukan delta AS.

Sebelum dikethai keberadaannya, Baghdadi bersembunyi di sebuah desa di Suriah dan menyamar sebagai seorang pedagang kain yang kaya raya.

Namun, berkat bantuan seorang pejabat keamanan Baghdadi yang berkhianat, lokasi pimpinan ISIS tersebut dapat terlacak.

Kematian Baghdadi itulah yang diyakini oleh Sofyan Tsauri sebgai penyebab aksi bunuh diri yang dilakukan oleh RMN (24).

Baca Juga: Terungkap! Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan Ternyata adalah Mahasiswa, Tetangga Sebut Pelaku Berubah Sejak Membina Rumah Tangga

Telah diwartakan sebelumnya, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Medan adalah seorang pengemudi ojol.

Selain itu, pelaku yang ternyata masih berstatus sebagai mahasiswa itu sehari-harinya juga berjualan bakso bakar.

Melansir dari Tribunnews, Sofyan Tsuri yakin betul bahwa aksi pengemudi ojol itu merupakan bentuk balas dendam atas kematian pimpinan ISIS.

"Ini (bom bunuh diri) adalah bentuk balas dendam atas kematian pemimpin mereka Abu Bakr al-Baghdadi.

Baca Juga: Tak Terima Keluarganya Diperlakukan Semena-mena, Pria Ini Berkhianat pada ISIS dan Beberkan Lokasi Abu Bakar al-Baghdadi pada AS

Kematian Baghdadi memang memberikan efek aksi-aksi para pengikutnya yang tidak akan berhenti termasuk di Indonesia," ungkap Sofyan saat dikonfirmasi Tribunnews, Rabu (13/11/2019).

Menurutnya, kematian pimpinan ISIS tidak akan mempengaruhi perlawanan yang dilakukan oleh para pengikutnya.

Sebab perlawanan yang dilakukan oleh ISIS sudah dibentuk menjadi sebuah sistem yang meniru perlawanan pada zaman dahulu.

"Kematian seorang pemimpinnya tidak mengentikan perjuangan mereka. Kalau di Indonesia kan modelnya sistem patron, apa kata pemimpin.

Baca Juga: Berita Militer: Amerika Serikat Rilis Video Detik-detik Penyerbuan Markas ISIS yang Kabarnya Tewaskan Abu Bakar Al-Baghdadi, Teroris Paling Dicari di Dunia!

Kalau mereka ini tidak, membangun sistem yang tidak menghilangkan perjuangan menurut mereka meski pemimpinnya sudah tidak ada," kata Sofyan.

Menurutnya, perlawanan yang dilakukan oleh para teroris, seperti pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan tersebut adalah bentuk perlawanan ideologi.

Ia kemudian menyarankan agar program-program deredikalisasi memfokuskan diri pada perlawanan ideologi tersebut.

Alih-alih menghukum mereka dengan menahannya di sel.

Baca Juga: Sepekan Dikabarkan Tewas, ISIS Telah Miliki Pemimpin Baru, Kemungkinan Gunakan Nama Samaran dan Indikasi Lebih Berbahaya dari Al-Baghdadi

Hal tersebut, lanjutnya, tidak akan membuat pelaku teror jera sampai kapan pun.

Kecuali, ideologi mereka dipatahkan.

"Mematahkan paham idelogi mereka dengan ideologi juga. Bukan dengan proses hukum yang tidak membuat mereka jera sampai kapanpun," jelas Sofyan.

Sofyan juga berani memastikan bahwa RMN adalah bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Baca Juga: Kayla Mueller, Gadis di Balik Nama Operasi yang Tewaskan Abu Bakar al-Baghdadi, Jadi Korban Penculikan dan Diperkosa Pimpinan ISIS Berulang Kali Hingga Tewas

Menurutnya, kelompok tersebut lebih masif melakukan aksi teror dibandingkan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).

Lebih lanjut, Sofyan mengatakan bahwa kelompok JAD memang biasa menyerang kepolisian karena menurut mereka aparat adalah bagian dari thogut.

"Kalau pola yang dilakukan sudah pasti ini kelompok JAD. Kenapa polisi yang dijadikan sasaran, karena pemahaman mereka Polisi adalah bagian thogut," Sofyan menjelaskan.

Diberitakan sebelumnya, RMN yang menggunakan atribut ojol menerobos ke Mapolrestabes Medan pada Rabu pagi tadi sekitar pukul 08.45 WIB.

Baca Juga: Sama-sama Berpaham Radikal, ISIS dan Al Qaeda Ternyata Saling Bermusuhan untuk Memperebutkan Wilayah

RMN masuk ke dalam dan tak lama kemudian meledakkan diri di dekat kantin Mapolrestabes Medan.

Berkat ledakan tersebut, RMN tewas seketika dengan tubuh yang sudah tak utuh lagi.

(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : tribunnews, Sosok.ID

Baca Lainnya