Sosok.ID - Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sudah hancur lebur di Timur Tengah.
Pasalnya pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi dinyatakan tewas karena serangan pasukan komando Amerika Serikat (AS) pada 27 Oktober 2019 lalu.
Mengutip bbc.com, Selasa (5/11/2019) kronologi serbuan pasukan AS ini diawali oleh Pasukan Kurdi dan Syria Democratic Force (SDF) yang memberikan info intelijen keberadaan al-Baghdadi.
Diketahui pemimpin ISIS itu bersembunyi di Provinsi Idlib.
Komandan senior SDF Polat Can yang berkicau melalui akun Twitternya mengungkapkan usai mendapat info ini maka dirinya dengan CIA yang sudah bekerjasama melacak keberadaan al-Baghdadi sejak Mei 2019 lalu langsung melakukan gerak cepat.
Namun info itu bocor dan al-Baghadi berusaha kabur ke Jarablus namun keburu disekat oleh pasukan komando AS.
"Semua info intelijen dan akses ke Al-Baghdadi dan identifikasi tempatnya adalah hasil pekerjaan kami."
"Sumber intelijen kami terlibat aktif dalam penentuan koordinat hingga menskenariokan datangnya satuan pemukul dari udara dan terlibat bagi keberhasilan operasi sampai detik-detik terakhir,” kata Polat Can seperti dikutip dari bbc.com.
Mengetahui dirinya diujung tanduk, al-Baghdadi segera lari berusaha bersembunyi di sebuah terowongan.
Namun ketika sudah tak ada harapan, al-Baghdadi meledakkan diri disana yang juga menewaskan tiga orang anaknya.
Tubuhnya tercecer kemana-mana dan sempat menyulitkan proses tes DNA apakah benar jenazah itu al-Baghdadi.
Namun titik terang kemudian muncul dimana anak buah Polat Can berhasil mencuri celana dalam al-Baghdadi yang digunakan sebagai pencocok tes DNA.
"Sumber kami yang dapat menjangkau Al-Baghdadi, berhasil mencuri celana dalam Al-Baghdadi untuk dites DNA dan dipastikan jika 100 persen bahwa jenazah yang tercecer bagian tubuhnya itu adalah Al-Baghdadi sendiri," kicau Polat Can pada 28 Oktober 2019 lalu.
Usai memastikan itu maka jenazah al-Baghdadi segera disalatkan dan sisa tubuhnya dilarung ke laut. (Seto Aji/Sosok.ID)