Sempat Ngaku Kerasukan Setan Saat Perkosa 9 Korbannya, Muh Aris Tak Sudi Dihukum Kebiri Kimia: Mending Hukuman Mati

Kamis, 29 Agustus 2019 | 06:35
Kolase tangkap layar Kompas TV dan Freepict.com

Kejaksaan Bakal Jalankan Hukum Kebiri Pertama di Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia Ogah Jadi Eksekutor.

Sosok.ID - Setelah proses pertimbangan yang panjang, Majelis persidangan akhirnya menjatuhkan hukum kebiri kimia kepada Muh Aris (21) pria asal Dusun Mengelo, Mojokerto, Jawa Timur.

Hukuman kebiri kimia ini dijatuhkan kepada Muh Aris atas aksi bejatnya terhadap sembilan anak di bawah umur.

Tak hanya dijatuhi hukum kebiri kimia, Muh Aris juga akan jalani hukum penjara selama 12 tahun dengan Rp 100 juta, subsider 6 bulan kurungan.

Melansir Kompas.com dan Tribunnews, hukuman ini dijatuhkan lantaran Pengadilan memutuskan Aris terbukti melanggar pasal 76 D junto Pasal 81 ayat (2) UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak.

Baca Juga: Terlanjur Cinta, Seorang Tukang Sapu di Pondok Labu Bikin Bule Asal Austria Rela Tempuh Jarak 10 Ribu Km Demi Nikah dengannya: Saya Kira Dia Bercanda

Muh Aris divonis hukum kebiri lantaran terbukti telah melakukan pelecehan seksual terhadap sembilan anak di bawah umur.

Bahkan aksi bejat Muh Aris terhadap sembilan korbannya sempat terekam kamera CCTV di salah satu perumahan warga.

Saat mengakui kesalahannya, Muh Aris mengaku telah melakukan perbuatan itu karena spontan dan tak direncanakan.

Melansir Tribunnews, Muh Aris mengaku nekat melakukan aksi bejatnya itu lantaran kerasukan setan.

Baca Juga: Tolak Uang Tip dari Wanita yang Melahirkan di dalam Mobilnya, Pengemudi Ojol Ini Malah Diberi Hadiah Puluhan Juta

"Saya sebenarnya tidak tertarik dengan anak anak. Susah mengajaknya, ada yang saya bujuk tapi ditolak.

Saya melakukan perbuatan tersebut secara spontan. Saya bingung, mungkin karena kerasukan setan," aku Muh Aris seperti yang dikutip Sosok.ID dari Tribunnews, Rabu (28/8/2019).

Putusan pidana 12 tahun kurungan dan kebiri kimia sudah inkrah berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Surabaya dengan nomor 695/PID.SUS/2019/PT SBY dan tertanggal 18 Juli 2019.

Untuk tren hukum di Indonesia yang berlaku, sanksi kebiri kimia ini baru pertama kali dilakukan, terlebih lagi untuk wilayah Mojokerto.

Baca Juga: Ibukota Negara Pindah ke Kalimantan Timur, BKN Sebut Bakal Ada Sanksi Bagi ASN yang Tolak Dipindahkan

Kasi Intel Kejari Kabupaten Mojokerto, Nugroho Wisnu mengatakan dari sekian kasus kejahatan seksual yang terjadi baru kali ini keluar vonis hukuman kebiri kimia.

"Untuk wilayah Mojokerto, ini yang pertama kali," kata Nugroho Wisnu saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/8/2019) malam

Adanya hukuman kebiri kimia ini berdasarkan pertimbangan keputusan para hakin di Pengadilan Negeri Mojokerto.

Putusan perkara kasus pelecehan dan kekerasan anak yang menjerat Aris kala itu naik bandung ke Pengadilan Tinggi Surabaya.

Baca Juga: Cerita Tragis Alan Turing, si Jenius Pemecah Kode yang Pilih Bunuh Diri Usai Dipaksa Hukum Kebiri Gara-gara Kelainan Seksual

Kala itu Jaksa Penuntut Umum menilai vonis hukuman 12 tahun penjara yang dijatuhkan hakim masih terlalu ringan dibanding tuntutan yang diajukan jaksa.

Sehingga Pengadilan Tinggi Surabaya akhirnya menjatuhkan putusan yang memperkuat putusan pengadilan Negeri Mojokerto yakni hukum kebiri kimia.

Terkait putusan pengadilan yang menjatuhkan vonis hukum kebiri kimia, rupanya sebegai terdakwa, Muh Aris mengaku tak sudi.

Muh Aris keberatan dengan hukum kebiri kimia yang divoniskan kepadanya karena efek samping yang bakal ia tanggung seumur hidup.

Baca Juga: Kejaksaan Bakal Jalankan Hukum Kebiri Pertama di Indonesia, Ikatan Dokter Ogah Jadi Eksekutor: Tak Adil dan Langgar Etik Kedokteran!

Mengutip Tribunnews, Rabu (28/8/2019) bahkan saking tak sudinya, Muh Aris mengatakan lebih baik dijatuhi hukuman mati ketimbang hukum kebiri.

"Saya keberatan dengan hukuman suntik kebiri mati. Saya menolak karena efek kebiri berlaku sampai seumur hidup.

Mending saya dihukum dua puluh tahun penjara atau dihukum mati. Setimpal dengan perbuatan saya," ucap Muh Aris.

Sebagai terdakwa, Muh Aris mengaku menyesal telah melakukan aksi bejatnya itu.

Baca Juga: Aris Asal Mojokerto Jadi Orang Pertama di Indonesia yang Bakal Dikebiri Akibat Cabuli 9 Anak

Dia pun tahu bahwa perbuatan bejatnya tersebut memiliki konsekuensi hukum yang harus ia tanggung.

Tapi bila diperbolehkan memilih, dia lebih baik memilih hukuman penjara seumur hidup atau dihukum mati saja.

Buatnya itu lebih baik dari pada menjalani hukum kebiri kimia.

Tak hanya menolak, Muh Aris juga mengatakan bahwa dirinya akan tetap menolak hukum kebiri kimia meskipun berada dibawah paksaan.

"Tetap saya tolak. Saya tidak mau. Kalau disuruh tanda tangan saya tidak mau tanda tangan," pungkas Muh Aris.

Baca Juga: Tak Hanya Hukuman Kebiri, Ada Sanksi Hukum Lainnya untuk Pelaku Kejahatan Seksual Anak Menurut Undang-Undang

(*)

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya