Sekilas Indra kembali ke jalurnya. Tapi ternyata tidak seperti itu. Petualangannya di Jepang tidak bertahan lama. Hanya 1,5 bulan di sana, dia memilih balik lagi ke Indonesia. Mimpi berkarier di bulu tangkis pun kandas lagi.
Namun, Indra mau hidup di bulu tangkis. Tetap saja ia mencari peluang agar bisa main di Spanyol. Nah, siapa yang berusaha pasti menemukan jalan. Tiba-tiba ada tawaran buat jadi asisten pelatih sekaligus sparring partner di timnas Spanyol untuk persiapan Olimpiade 2012. Jelas saja Indra mau, asalkan dilakukan sore hari setelah kuliahnya selesai. Beruntung persyaratannya diterima dan pada tahun 2010 Indra pindah ke Negeri Matador.
Mimpi Lama Muncul Kembali
Berada di Spanyol jadi lembaran baru buat Indra. Peluang buat mengejar impian jadi pebulutangkis kembali terbuka. Di sana Indra diberi kesempatan buat menjadi pemain. Kebetulan peraturan kompetisi bulu tangkis di Eropa memungkinkan Indra bermain dengan membawa bendera Spanyol.
Impian lama Indra pun bersemi lagi. Sejak dulu ia ingin ke Olimpiade. Meski tidak bersama Indonesia, Indra tetap mau merasakan atmosfernya.
Sayang, krisis finansial yang melanda Eropa membuat impiannya lagi-lagi kandas. Indra harus menghentikan kerja sama dengan timnas Spanyol.
Beruntung, Indra punya reputasi yang bagus. Ia langsung mendapat tawaran kerja dari timnas bulu tangkis Italia. Setelah Olimpiade 2012 selesai, Indra pindah ke Italia untuk membantu persiapan ke Olimpiade 2016.
Semuanya berjalan baik di sana. Indra melatih dan tetap bisa bermain. Ia juga menorehkan prestasi untuk Italia, sehingga berpeluang berangkat ke Olimpiade. Tapi, di tengah jalan, kesempatan hilang karena keterbatasan kuota kontingen Italia. Ini membuat Indra memilih pergi.
Indra segera mencari peluang ke negara lain seperti Hungaria dan Austria. Tapi kesempatan karier baru justru hadir dari timnas bulu tangkis Belgia. Indra diminta menjadi pelatih. Ini jalur karier baru bagi Indra yang sebelumnya terjun sebagai pemain dan asisten pelatih.
Impian Jadi Nyata
Melatih Belgia membuat Indra mampu meraih impiannya. Indra merasakan atmosfer Olimpiade yang diidamkannya sebagai pelatih Belgia di Olimpiade Tokyo 2020. Terbayang betapa senangnya dia bisa membuat impian jadi nyata. Terbayar pula pengorbanannya.
Penting diketahui, sebelum resmi melatih Belgia, status Indra sempat menggantung sekitar 10 bulan karena menunggu izin kerja. Selama itu, ia bahkan mendapat tawaran menggiurkan buat melatih klub di Amerika Serikat. Tapi, Indra ingat dalam mengejar impian perlu fokus. Maka ia rela menolak tawaran lain.