Cerita Dennis Lim, Eks Bandar Judi yang Temukan Hidayah di Meja Kasino

Sosok.ID - Belakangan, cerita proses hijrah Dennis Lim viral dan ramai diperbincangakan netizen di media sosial.

Sebenarnya, Dennis Lim bukanlah sosok yang asing bagi publik.

Melansir Tribun Style, Sabtu (4/2/2023) Dennis Lim sendiri diketahui adalah seorang pendakwah.

Dennis Lim juga diketahui mengajar di Bee Qur'an Islamic Homeschooling dan salah satu kader di yayasan dakwah Aa Gym.

Sebelum jadi pendakwah, Dennis Lim rupanya pernah mencicipi gelapnya dunia perjudian.

Cerita ini dikuak sendiri oleh Dennis Lim dalam tayangan YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Jumat (3/2/2023).

Semasa Dennis Lim kanak-kanak, sang ayah menjalani bisnis kasino hingga sanggup buat keluarga hidup dalam kemewahan.

Namun kemewahan yang dirasakan Dennis Lim tak bertahan lama.

Di tahun 2004, keluarga Dennis Lim mengalami kebangkrutan hingga meninggalkan setumpuk utang.

Setelah lulus kuliah, Dennis Lim berusaha mencari kerja demi melunasi utang-utang keluarga.

Suatu hari, Dennis Lim ditawari oleh bos di perusahaan tempatnya bekerja untuk mengurus bisnis kasino di Thailand

Lantaran terdesak kondisi ekonomi, Dennis Lim menerima tawaran tersebut.

"Walau pun waktu itu sudah salat juga, tahu, cuma ya gimana nih karena kayak lemah lah akhir udah berangkat," ujar Dennis Lim.

Tak diduga, karier Dennis Lim di dunia perjudian moncer dan melebar, dari bandar judi hingga renternir.

Dalam sebulan, pendapatan bersih Dennis Lim bisa capai angka ratusan juta hingga miliaran.

Meski bergelimang harta, Dennis Lim rupanya tak merasa bahagia seperti yang dibayangkan orang-orang.

Alih-alih bahagia, Dennis Lim hidup dalam kegelisahan yang tak ia ketahui penyebabnya.

"Kebangun karena mimpi buruk, atau karena gelisah, ketika bangun karena gelisah, yang pertama kali yang dilakuin itu ambil HP cek saldo,"

" 'Perasaan duit gue masih banyak, kok stress begini?' Enggak tau gelisah," cerita Dennis Lim

Curhatan para bos judi juga tak membantunya bernapas lega.

Sebab kegelisahan yang kala itu dialami Dennis Lim juga dialami para bos judi tersebut.

Dari situ, Dennis Lim mulai mempertanyakan hidupnya.

"Kalau itu sumber kebahagiaan sebenarnya, kenapa nggak bahagia? Kenapa orang yang (pendapatan) lebih besar dari gue gak bahagia?"

Puncaknya, Dennis Lim memutuskan berhenti dan tinggalkan dunia perjudian usai nonton sebuah video kajian.

Kala itu Dennis Lim sedang menemani teman bermain di meja judi.

Lantaran tak ikut main, Dennis Lim menonton video kajian Aa Gym tentang rezeki anak dalam kandungan di YouTube.

Tak disangka, video kajian tersebut justru membuat Dennis Lim tersadar.

"Janin loh, belum bisa ngomong, belum bisa sholat, belum bisa mikir atau kerja aja di urus (oleh Allah SWT),"

"Kita manusia dewasa, yang bisa sholat, bisa sujud, bisa minta sama Allah, tapi masih segitu ragunya sama Allah SWT. Akal lu di mana sih?," cerita Dennis Lim.

Tangkap layar YouTube/Curhat Bang Denny Sumargo

Dennis Lim menceritakan proses hijrahnya

Merasa tertampar, Dennis Lim detik itu juga langsung beli tiket pulang ke Indonesia dan memulai hijrahnya.

"Fix, habis itu gue langsung beli tiket, balik (ke Indonesia). Gue merasa digampar denger itu bro," aku Dennis Lim.

Dunia perjudian yang sempat membuatnya bergelimang harta pun ia tinggalkan tanpa berbalik.

Dennis Lim lantas mulai mendalami ilmu agama sembari kembali menata hidupnya dari nol lagi.

"Langsung pulang, gue tinggalin semua," tandasnya.

Cerita hijrah Dennis Lim ini diunggah ulang akun Instagram @lambegosiip, Sabtu (4/2/2023) sontak viral.

Banyak netizen yang kagum dengan perjalanan spiritual Dennis Lim hingga akhirnya menjadi pendakwah seperti saat ini.

"Masya Allah, itulah hidayah bisa datang kapan pun, tergantung orangnya mau menerima atau tidak," kata akun @int********.

"Masya Allah, semoga istiqomah," komentar akun @ann*******.

"Masya Allah ya kisah hidupnya, kita gak akan pernah tau akan seperti apa besok. Allah Maha pembolak balik hati manusia," sahut akun @3d*****.

Baca Juga: Alasan Maia Estianty Tutupi Asmaranya Sebelum dengan Irwan Mussry

(*)