Akhirnya, mereka pun membuat permainan untuk menentukan siapa yang akan mengasuh Maryam.
Peraturan permainan tersebut ialah barang siapa yang membuang pensil ke dalam sungai dan tidak tenggelam, dialah yang berhak menjaga Maryam.
Tanpa disangka-sangka, Nabi Zakaria berhasil memenangkannya.
Sejak saati itu, Maryam menjalani hidupnya di bawah asuhan Nabi Zakaria.
Dia tumbuh menjadi gadis yang taat beribadah dan pandai menjaga pergaulan.
Maryam enggan berdekatan dengan sembarang laki-laki yang bukan mahramnya.
Setiap ada laki-laki yang mendekatinya, dia selalu berdoa kepada Allah agar terlindung dari godaan dan hal-hal buruk lainnya.
Baca Juga: Menerima Wahyu di Gunung Sinai, Kisah Nabi Musa Ingin Melihat Allah SWT
(*)