Sosok.ID -Kisah Nabi Zakaria ASmengingatkan pada kita semua atas besarnya kuasa Allah SWT.
Tidak ada yang tidak mungkin, jika Dia telah berkehendak maka semua akan terwujud.
Nabi Zakaria AS adalah nabi yang diutus kepada kaum Bani Israil.
Menurut Ibnu Katsir dalam bukunya yang bertajuk Kisah Para Nabi, nabi-nabi yang lahir dari kaum Bani Israil di antaranya Yusuf AS, Musa AS, Harun AS, Ilyas AS, Ilyasa AS, Daud AS, Sulaiman AS, Yahya AS, Zakaria AS, dan Isa AS.
Kisah Nabi Zakaria AS diceritakan dalam Q.S Maryam, Q.S Ali 'Imran, dan Q.S Al-Anbiya.
Nabi Zakaria AS terkenal dengan kelembutan dan kepasrahannya dalam berdoa kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Maryam ayat 2-3:
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُۥ زَكَرِيَّآ (2) إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ نِدَآءً خَفِيًّا (3)
Artinya: "(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut."
Diceritakan pada saat itu Nabi Zakaria AS dan istrinya sudah tua dan tidak memiliki keturunan.
Sebagai seorang nabi, ia khawatir siapa yang akan menjadi penerusnya kelak dalam berdakwah ketika dirinya sudah tiada.
Nabi Zakaria AS pun selalu berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai keturunan sebagaimana dalam kisah Nabi Ibrahim AS untuk dikaruniai putra dari istri pertama, Siti Sarah.
Doa yang dipanjatkan Nabi Zakaria AS penuh dengan kesabaran.
Ia memohon untuk diberi keturunan yang shaleh dan kelak bisa menggantikannya dalam mengajak kaumnya untuk terus menyembah Allah SWT.
"Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku." (Q.S Maryam: 4).
"Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera," (Q.S Maryam: 5).
"Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai." (Q.S Maryam: 6).
Doa yang dipanjatkan nabi Zakaria AS juga diceritakan dalam Q.S Ali 'Imran sebagai berikut:
"Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa." (Q.S Ali 'Imran: 38).
Hingga tiba waktunya Allah SWT memberikan jawaban atas doa-doa yang dipanjatkan oleh Nabi Zakaria AS.
Inilah mukjizat nyata dari Allah SWT kepada Nabi Zakaria AS.
Saat Nabi Zakaria AS tengah melakukan sholat, datanglah utusan Allah SWT, Malaikat Jibril untuk menyampaikan kabar gembira kepada hamba-Nya.
"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan sholat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." (Q.S Ali 'Imran: 39).
Kabar tersebut juga diceritakan dalam surat Maryam. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Maryam ayat 7:
يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا
Artinya: "Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia."
Nabi Zakaria AS tidak menyangka dan merasa bingung, bagaimana bisa dia sudah menginjak usia senja sementara istrinya tidak bisa memiliki keturunan (mandul).
"Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua." (Q.S Maryam: 8).
"Tuhan berfirman: "Demikianlah." Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". (Q.S Maryam: 9).
Ia pun meminta pertanda kepada Allah SWT bagaimana isterinya akan mengandung putra yang shaleh atas jawaban dari doa yang ia panjatkan.
"Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda." Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat." (Q.S Maryam: 10)
Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan tentang pertanda yang mengawali akan datangnya apa yang telah dijanjikan Allah SWT kepadanya.
Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Zakaria AS untuk menahan lisannya agar tidak berbicara selama tiga malam, sedangkan Nabi Zakaria AS dalam keadaan sehat wal afiat.
Tidak sakit dan tidak mengalami gangguan kesehatan.
Pendapat tersebut juga dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Wahb, AS-Saddi, dan Qatadah, bahwa ia (Zakaria AS) menahan lisan bukan karena sakit atau mengalami gangguan kesehatan.
Ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan, selama waktu itu Nabi Zakaria hanya dapat membaca kitab dan bertasbih, serta tidak dapat berbicara dengan kaumnya kecuali dengan isyarat saja.
Setelah mendapatkan pertanda, Nabi Zakaria AS langsung menemui kaumnya untuk bertasbik di waktu pagi dan petang.
"Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang." (Q.S Maryam: 11)
Hingga lahirlah seorang anak laki-laki yang shaleh dan mendapat berkah dari Allah SWT dan nabi-nabi sebelumnya.
Hal itulah yang menunjukkan betapa besarnya kuasa Allah SWT.
Sebagaimana yang dikatakan nabi Zakaria AS dalam Q.S Al-Anbiya ayat 89,
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik."
Itulah kisah Nabi Zakaria AS saat ia berdoa dengan tulus kepada Tuhan-Nya.
Hingga akhirnya Tuhan memberikan mukjizat berupa keturunan yang shaleh.
Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf Dijual ke Al Aziz Usai Dilempar ke Sumur oleh Saudaranya