Follow Us

187 Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan, Sosok Ini Sarankan Indonesia Tanpa Sepak Bola

Rifka Amalia - Minggu, 02 Oktober 2022 | 13:41
Suasana di area Stadion Kanjuruhan,Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.
(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Suasana di area Stadion Kanjuruhan,Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.

Sosok.ID - Korban tewas tragedi Kanjuruhan terus bertambah dari 129 menjadi 187 orang.

Hal ini disampaikan oleh Prof Zubairi Djoerban melalui sosial media Twitter @ProfesorZubairi pada pukul 10.30 WIB tadi.

"Jumlah yang meninggal terus bertambah. Sejauh ini mencapai 187 orang. Semoga tragedi di Kanjuruhan ini memberi pesan kepada semua insan sepak bola Indonesia untuk berbenah (secara serius) dan menjadi lebih dewasa," tulisnya, dikutip Sosok.ID pada Minggu (2/10/2022).

Prof Zubairi Djoerban melalui sosial media Twitter @ProfesorZubairi pada pukul 10.30 WIB tadi membagikan jumlah korban tragedi Kanjuruhan,
Twitter @ProfesorZubairi

Prof Zubairi Djoerban melalui sosial media Twitter @ProfesorZubairi pada pukul 10.30 WIB tadi membagikan jumlah korban tragedi Kanjuruhan,

Tragedi memilukan sepanjang sejarah sepak bola Indonesia itu juga dikomentari oleh komika sekaligus aktor Kemal Palevi.

Ia menyoroti pihak TV yang tetap menayangkan acara pada malam hari, padahal pihak kepolisian Resor Malang telah meminta agar pertandingan dilakukan pada sore hari pukul 15.30 WIB.

Saran pemindahan jam tersebut dilakukan demi keamanan.

"Jam tayang yang minta dipindah ke sore, tapi tetap tayang jam 8 malam, karena rating lebih baik malam," tulis Kemal Palevi di Instagram.

"Padahal keamanan lebih baik di sore penanganannya," lanjutnya.

Kemal Pahlevi juga menyayangkan penggunaan gas air mata yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Padahal FIFA melarang hal tersebut.

"Salah aparat yang menembakan gas air mata ke suporter, padahal jelas-jelas melanggar kode keamanan FIFA," katanya.

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest