"Jangan sampai motif pembunuhan ini karena Yosua melecehkan Putri di Magelang, gak ada itu.
Yang ada adalah saat itu Kuat dan Putri lagi making love, ketahuan Yosua. Makanya Yosua yang dikejar dan dincar," kata Deolipa.
Deolipa menyebut, hal itu yang kemudian melatarbelakangi Putri menghubungi dua tersangka lain, yakni Bharada E dan Bripka RR.
Sementara di sisi lain, Kuat menelepon tersangka Irjen Ferdy Sambo.
"Jadi begitu ketahuan, itu makanya Putri nelpon Bripka RR dan Kuwat nelepon ke Sambo.
Tujuannya menyamakan persepsi mereka di sana, agar hubungan Kuat dan Putri gak tercium, dan seolah-olah Yosua pelaku pelecehannya. Jadi Yosua ini adalah korban," papar Deolipa.
Kecurigaan itu diperkuat oleh lamanya masa Kuat Ma'ruf bekerja sebagai ART di keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
"Kuat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih sejakFerdySambomasih AKBP. Kuat ini kan orang dari Brebes, ikut Sambo sejak AKBP di sana," katanya.
Menurut Deolipa, aduan soal pelecehan itu membuat Ferdy Sambo buta mata sehingga berbuat nekat.
"Namanya Sambo psikopat, dengar aduan seperti itu dari Kuat dan Putri, nalarnya tidak jalan dan merancang skenario, sehingga Yosua jadi korban," katanya.
Lebih lanjut, Deolipa juga menyinggung soal rekonstruksi pembunuhan Brigadir J yang digelar hari ini, Selasa (30/8/2022) mulai dari pukul 10.00 WIB.
"Yang direkonstruksi di sana, adalah terjadinya penembakan seperti yang ada di BAP dan melihat kesesuaiannya antara keterangan 5 tersangka. Tapi tidak akan mengungkap motif," kata Deolipa.