Sosok.ID -Kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat disebut oleh ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santosa, menjadi perang bintang upaya perlawanan geng Irjen Ferdy Sambo melawan timsus bentukan Kapolri.
Sugeng mencium akan ada upaya perlawanan dari kelompok Irjen Ferdy Sambo terhadap Timsus Polri, di antaranya menjatuhkan nama baik para personil Timsus lewat menyebar serangan isu negatif terhadap para personil Timsus.
"Sebetulnya ada perlawanan yang menyerang orang-orang di dalam Timsus. Perlawanan dari kelompok (Sambo) ini. Akan menebar isu. Isu-isu negatif terhadap orang-orang di dalam Timsus," kata Sugeng dikutip dari YouTube Narasi Newsroom.
"Dari situ dia tahu rahasia-rahasia orang. Dia collect rahasia orang nah ini mau dimainkan. Dia pegang kartu. Saling menyandera," papar Sugeng.
Sugeng kemudian menyarankan masyarakat mendukung penuh kerja Timsus yang menyelidiki kasus pembunuhan Brigadir J.
"Kita harus dukung Timsus dan para personel Timsus. Kita abaikan dulu narasi-narasi yang menyerang Timsus. Supaya kita fokus penyelesaian kasus Sambo. Timsus jangan bargaining dengan mereka," ujarnya.
"Sambo dan 31 orang yang sukarela terjun ke jurang ini adalah mafia. Karena apa? Mafia kan kerjanya bergerak dalam dunia kejahatan. Yang mereka lakukan kan jahat," kata Sugeng.
Makna mafia ialah bekerja menutupi kasus-kasus pelanggaran hukum dengan cara membunuh saksi, menyuap, mengarang cerita bohong.
Cara ini kata dia sama dengan yang dilakukan Sambo and Geng.
"Mafia juga sistematis bekerjanya. Kemudian terstruktur. Ada strukturnya bintang dua, bintang satu. Silakan bantah deh yang ga setuju," katanya.
Hal lain yang juga membuat Geng Sambo disebut mafia adalah karena dia bersifat masif.
"Sambo dari Propam, ada dari Polres Jakarta Selatan, Bareskrim, ada juga Polda Metro Jaya, berbeda-beda," kata dia.