Sosok.ID-Bharada E atau Bharada Elizier akhirnya penuhi panggilan untuk diperiksa oleh Komnas HAM.
Dalam kedatangannya, sosok yang diduga terlibat dalam penembakan kasus polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam Nonaktif Irjen Ferdy Sambo itu malah mendapat pengawalan ketat.
Hal ini membuat tiga Irjen Purnawirawan heran tak kepalang.
Sebelumnya dikabarkan jika sejumlah polisi lengkap dengan seragamnya ikut mengawal Bharada E ketika datang dan meninggalkan gedung Komnas HAM.
Tiga jenderal purnawirawan menyoroti kawalan ketat dalam podcast Polisi Ooh Polisi.
Mereka antara lain Kepala Densus 88 Antiteror Polri, Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto, mantan Kadiv Hukum Polri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi, dan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim Polri), Susno Duadji.
Model kawalan itu benar-benar membuat mereka kaget tak kepalang.
"Bharada E ini terkesan sebagai sosok yang paling menarik perhatian. Bahkan tokoh yang paling kuat, paling sakti. Dianggap melebihi jenderal kekuatannya," kata Bekto Suprapto. "Yang dikawal kan cuma jenderal. Berarti dia melebihi jenderal. Ada perwira lagi yang mengawal. Mungkin besok-besok dia bisa jadi saksi, jadi tersangka atau nggak jadi. Makanya itu kenapa dia disebut sakti," timpal Aryanto Sutadi.
Yang lebih membuat mereka heran, sampai saat ini, Bharada E belum juga dijadikan tersangka dalam kasus penembakan Brigadir Joshua.
Padahal, Irjen Pol Ferdy Sambo, Brigjen Pol Hendra Kurniawan, serta Kombes Pol Budhi Herdi Susianto sampai dinonaktifkan dari jabatannya.
Selain itu, disebut oleh Aryanto Sutadi bahwa pemberitaan Bharada E luar biasa.
"Yang lebih hebat lagi kemarin dia menghilang. Eh sekarang datang lagi. Dia datang ke Komnas HAM dikawal sama banyak polisi," kata Aryanto.