"Ashtadhatu banyak digunakan untuk membuat patung dewa dan dewi Hindu…(yang) dibuat agar tahan lama dan bahkan bisa bertahan selama bertahun-tahun tanpa kerusakan yang nyata," tambah penjelasan itu sebagaimana dilansir Newsweek pada Rabu (18/5/2022).
Selain mencuri patung yang terbuat dari paduan "suci", para pencuri juga mencuri patung dan berbagai artefak lainnya yang masing-masing terbuat dari tembaga, kuningan dan perak, lapor TOI.
Outlet berita itu juga melaporkan bahwa pencuri menulis surat "pengakuan" untuk pendeta kuil, menyatakan bahwa mereka mengembalikan patung jarahannya karena telah mengalami "mimpi buruk".
"Kami telah mengalami mimpi buruk sejak kami melakukan pencurian dan tidak bisa tidur, makan, dan hidup dengan tenang," kata surat itu, menurut beberapa laporan.
"Kami muak dengan mimpi menakutkan dan mengembalikan (barang berharga) Anda," tulis surat mereka ditambah permohonan maaf.
Patung-patung dewa-dewi Hindu itu sekarang berada di tangan polisi, yang telah diperintahkan untuk menangkap para pencuri.
The Washington Postmelaporkan bahwa ribuan patung Hindu telah dicuri dari kuil-kuil India dan dijual ke "museum dan kolektor kaya melalui pasar gelap internasional yang berkembang."
"Karena penegakan hukum yang lemah, India selalu dianggap sebagai permainan yang diperhitungkan (terjamin keasliannya) untuk perdagangan barang antik, dibandingkan dengan tempat-tempat seperti Italia," kata detektif seni amatir S Vijay Kumar kepada surat kabar tersebut.
"Perbedaan antara India, Italia, atau Mesir, adalah Anda mencuri dewa yang digunakan untuk medium doa sehari sebelumnya."
"Ini adalah ‘dewa hidup’ yang kami coba bawa pulang."
Sejak 2008, Kumar telah menemukan hampir "300 barang antik" yang dicuri dari kuil-kuil India.
(*)