Sang CEO Tesla itu tak ragu-ragu bahkan menyambut baik tawaran investasi yang diajukan oleh Presiden Jokowi dalam undangan yang disampaikan pada akhir tahun 2020 lalu.
Namun ada pertanyaan besar mengenai alasan yangmembuat Elon Musk akan sangat tergantung pada Indonesia.
Ternyata hal tersebut tak lain adalahbaterai listrik yang menjadi inti tenaga dari mobil-mobil listrik buatan perusahaannya.
Selain itu diketahui ternyata salah satu syarat mutlak dari pembuatan baterai listrik adalah keberadaan nikel.
Dengan adanya unsur penting tersebut, bisamembuat Indonesia sedikit berbangga diri lantaran terdapat cadangan yang sangat berlimpah di Indonesia.
Lebih mengejutkan lagi, ternyata Indoneisa memiliki status mentereng mengenai salah satu sumber daya alam tersebut, yaitu produsen dan eksportir nikel terbesar di dunia.
Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 27 persen pasar nikel global dikuasai oleh Indonesia.
Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sepanjang tahun 2019, menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi 800.000 ton nikel.
Dalam hal ini, pemerintah sigap melihat potensi kebutuhan baterai listrik sehingga segera membatasi ekspor bijih nikel.
Tujuannya jelas, agar Indonesia tidak mengekspor barang mentah, melainkan barang yang telah diolah, alias barang jadi yang diharapkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. (*)