Sosok.ID - Tampak luar, sosok Deddy Corbuzier terlihat sangar, dengan badan sangat kekar.
Namun demikian, Deddy memiliki hati yang lembut.
Ketika membaca sebuah kisah pemerkosaan yang dialami seorang anak di Padang, Deddy Corbuzier tak kuasa menahan air matanya.
Kisah kekerasan seksual yang kerap diterima anak dan wanita, membuat hati Deddy Corbuzier terkoyak.
Baca Juga: Sampai Pindah Rumah karena Malu, Nasib Miris Korban Saipul Jamil, Kuasa Hukum: Memulihkan Kejiwaan
Dalam sebuah edisi di podcast YouTube Deddy Corbuzier, ia terlibat diskusi dengan sosok Rieke Diah Pitaloka.
Saat sedang membahas kasus-kasus kekerasan yang dihadapi anak dan wanita di Indonesia, tangis Deddy Corbuzier jatuh.
Sementara Rieka, mencoba sekuat tenaga untk tersenyum, membendung air matanya.
Dikutip dari Kompas.com, Deddy dan Rieka pada kesempatan tersebut mengulas di anataranya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) Valencya, kasus istri di Cianjur yang tewas disiram air keras hingga kasus pembunuhan anak dan ibu di Subang.
Rieka, mengucapakna perasaan syukurnya kepada Deddy Corbuzier yang sudi mewadahi pembahasan genting ini.
"Kita mendukung Kepolisian Republik Indonesia untuk membongkar kasus-kasus kaya gini," ujar Rieta, seperti dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, Jumat (3/12/2021).
"Karena kalau bisa terjadi suatu tragedi yang sadis kayak gini terus kemudian pelaku lolos bisa terjadi korban yang lain," tambah dia.
Rieta menegaskan, dengan berniat memerangi kekerasan seksual, setidaknya seorang individu telah berupaya untuk menumpas kejahatan yang sangat mungkin terjadi di lingkungan sekitar.
"Kalau kita ngomong kayak gini sebenarnya juga bagian dari membantu diri kita dan lingkungan kita," kata Rieke.
Tiba-tiba, tangis Deddy Corbuzier tumpah.
Air mata itu jatuh saat dia membaca berita tentang seorang anak di Padang yang diperkosa bergilir oleh keluarganya.
"Oh my God, this is broken, oh my God," katanya kehilangan kata, sembari menyeka air matanya.
"It doesn't make sense at all (ini sama sekali tak masuk akal), " ucapnya lagi.
Rieta, sembari menahan air mata, mengatakan bahwa peristiwa itu bernar terjadi.
"Dan bisa terjadi, terjadi dan banyak, termasuk ke diri saya," kata Rieke, mencoba untuk tersenyum.
Rieke tampak berusaha menangkan diri dan menyemangati dirinya sendiri.
Hal yang bisa dia lakukan saat ini adalah dengan terus bersuara.
"Semangat, hidup harus berlanjut kan. Jadi jangan berhenti bersuara," katanya berupaya tegar.
Deddy Corbuzier mengatakan, dia tidak akan mencari tahu lebih lanjut tentang peristiwa apa yang pernah menimpa lawan bicaranya.
"I don't want to ask why," kata Deddy menghormati Rieke.
Rieke lantas menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Deddy Corbuzier, karena telah menaungi untuk mengangkat isu sensitif ini.
"Saya ngerasain banget ketika enggak ada orang memberikan dukungan. Dan saya berterima kasih mas Deddy dan teman-teman semua mau mengangkat hal-hal seperti ini," ujar dia.
Menurut Rieke, jika tidak ada sosok yang vokal menyuarakan isu kekerasan seksual, bukan tidak mungkin hal buruk terjadi kepada orang terdekat.
"Kalau hal seperti ini tidak disuarakan, terus kita diem dan tidak mau membantu orang lain yang mengalami hal-hal seperti ini, itu bisa terjadi juga suatu saat, even pada keluarga kita atau anak-anak kita," ucap Rieke.
Bagi Rieke, mengalami kekerasan seksual tidak semudah pelaku ditangkap dan kasus selesai.
"Dan saya enggak mau itu terjadi pada anak-anak kita," kata Rieke.
Luka yang ditinggalkan pelaku, terpatri dalam menjadi trauma bagi para korban.
Sementara pelaku menjalani hukumannya dan kelak akan bebas, mungkin rasa takut dan trauma yang dialami korban masih tidak hilang.
"Jangan sampai terjadi, karena traumatic itu enggak akan pernah hilang, even si pelakunya mendapatkan sanksi dan sebagainya, itu hal yang enggak akan selesai," tandas dia.
(*)