Dilansir dari The Interpreter (2/10/2020), Laporan Analisis Angkatan Kerja menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kaum muda pada tahun 2015 mencapai 12,3%, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 4,8%.
Laporan ini juga menyajikan analisis tentang tingkat pengangguran menurut tingkat pendidikan.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, justru semakin tinggi risiko pengangguran.
Pengangguran di kalangan kaum muda tanpa pendidikan atau non-formal di bawah 10%, tetapi tingkat pengangguran di antara kaum muda dengan pendidikan menengah adalah 18%, sementara tingkat di antara kaum muda dengan pendidikan universitas adalah 20%.
Diskusi tentang tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi di Timor Leste berkisar pada dua tema, yaitu kurangnya kesempatan kerja dan kurangnya keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan.
Tidak adanya lapangan kerja bagi orang-orang muda telah banyak diperbincangkan.
Pada saat yang sama, pengusaha telah menggarisbawahi kesulitan dalam menemukan pekerja yang sesuai dengan profil yang mereka cari.
Misalnya, pengusaha menemukan bahwa sebagian besar karyawan tidak memiliki soft skill seperti komunikasi dan manajemen yang sangat mereka hargai.
Survei Kewirausahaan dan Keterampilan yang dilakukan oleh Sekretariat Pemuda dan Tenaga Kerja pada tahun 2017 mengidentifikasi kesenjangan keterampilan yang dominan di sektor konstruksi, ritel, dan otomotif.