Follow Us

Kisah Politikus Ternama Mati Terpotong 18 Bagian setelah Inginkan Tongkat 'Sakti' Soekarno

Rifka Amalia - Selasa, 19 Oktober 2021 | 21:16
Mona Fandey dengan senyum mengerikannya.
Intisari

Mona Fandey dengan senyum mengerikannya.

Hari eksekusi

Hari eksekusi tiba. Mona berulang kali berseru, “Aku tak akan mati”.

Sambil tersenyum penuh misteri, Mona mengucapkan kalimat itu berulang-ulang.

Delapan jam sebelum eksekusi mati, Mona dan Affandi diizinkan untuk bertemu dengan seluruh anggota keluarga mereka.

Diceritakan kalau Mona dan Affandi menghabiskan waktu-waktu terakhir itu dengan menasihati anak-anaknya.

Pasangan Mona dan Affandi memang punya banyak anak. Sebab pernikahan keduanya bukan yang pertama, Bagi Mona, Affandi adalah suami ketiga. Sebaliknya, Mona adalah istri kedua Affandi.

Sebuah kelaziman peradilan Malaysia, sebelum tahanan menjalankan hukuman mati, mereka boleh mencicipi makanan kesukaan sebagai makanan terakhir. Namun ketiganya menolak. Bertemu dengan keluarga saja sudah cukup, katanya.

Baca Juga: Satu Sel dengan Pelaku Mutilasi, Jennifer Jill Awal Masuk Bui: Tuhan, Gue Nggak Kuat

“Tumbuhlah menjadi anak yang baik, jaga diri baik-baik,” petuah Mona pada keluarga saat itu.

Ketenangan mereka sebelum eksekusi membuat banyak pegawai penjara keheranan juga. Apalagi klaim Mona yang menyatakan ia tidak akan mati, masih terus meninggalkan tanda tanya bagi banyak orang. Tidak sedikit yang menghubung-hubungkannya dengan sisi mistis.

Jumat subuh, tiang gantung untuk eksekusi trio pembunuh sudah menunggu. Ketiganya kemudian diborgol dan dipakaikan penutup kepala. Eksekusi itu disaksikan oleh sejumlah kecil penjaga penjara, petugas penjara, dan dokter penjara.

Mereka digiring menuju tiang gantungan, diminta naik ke penyangga kaki masing-masing.

Source : intisari

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest