Kondisi ini sangat mungkin memberikan dampak buruk bagi kondisi air dan lingkungan yang terkait dengan air tersebut.
Sebab, menurut Zainal, pada dasarnya obat (seperti parasetamol) merupakan racun yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia.
"Semua obat itu racun kalau kita menggunakan berlebih. (Itulah) mengapa dokter selalu memberi dosis (misalnya) diminum dua kali sehari, karena ada indikasi. Artinya sama saja, semua obat tidak jauh berbeda," kata Zainal, seperti dilansir kompas.com, Jumat (1/10/2021).
Namun, terkait kandungan parasetamol yang ada di Teluk Jakarta, Zainal enggan untuk serta merta menyebutnya sebagai racun.
Diketahui dari penuturan Zainal, saat ini belum ditemukan data yang menunjukkan bahwa kandungan parasetamol di Teluk Jakarta berada di taraf yang bisa membahayakan orang lain.
Para nelayan sendiri mengakui bahwa mereka kerap menemukan ikan-ikan di laut Jakarta mati.
Amda juga menyebut bahwa berbarengan dengan mereka menemukan ikan-ikan mati, warna air juga berubah menjadi merah.
"Kalau limbah mengalir, ikannya mati semua. Airnya berwarna merah," ujar Amda seperti dikutip YouTube Kompas TV, Sabtu (2/10/2021).
Nelayan lain, Astadi, mengungkapkan bahwa penemuan ikan-ikan yang mati di laut Jakarta rutin ditemukan setiap tahun. (*)