Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Memilih Merdeka dan Lepas Dari Indonesia, Kini Timor Leste Harus Gigit Jari Gegara Perekonomiannya Jauh Dari RI

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Senin, 20 September 2021 | 19:31
(ilustrasi) Memilih Merdeka dan Lepas Dari Indonesia, Kini Timor Leste Harus Gigit Jari Gegara Perekonomiannya Jauh Dari RI
Ilustrasi/ Intisari Online

(ilustrasi) Memilih Merdeka dan Lepas Dari Indonesia, Kini Timor Leste Harus Gigit Jari Gegara Perekonomiannya Jauh Dari RI

Sosok.ID -Hubungan Timor Leste memang tak pernah bisa lepas dari Indonesia meski kini telah merdeka sebagai sebuah negara.

Hal itu karena letakTimor Leste sendiri cukup dekat dengan Indonesia, negara kecil tersebut juga pernah menjadi bagian dari RI.

Melansir dari Kompas.com, Timor Leste resmi memerdekakan diri dari Indonesia di tahun 2002 lalu.

13 hari usai peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 30 Agustus 1999, digelar referendum di Timor Timur.

Baca Juga: Baru Menyesal Setelah Dulu Getol Pisah Dari Indonesia, Timor Leste Nyatanya Akui Hanya Jadi Sapi Perah Negara Ini Setelah Didukung Untuk Merdeka

Provinsi ke-27 Indonesia itu lepas dari negara tercinta ini dan memperoleh status resminya sebagai negara pada 20 Mei 2002.

Dikutip dari Serambinews, sebanyak 94.388 orang atau 21,5 persen penduduk Timor Timur memilih tetap bergabung dengan Indonesia, sedangkan mayoritas 344.580 orang atau 78.5 persen warga Timor Timur memilih merekat.

Kemudian mereka yang memilih tetap menjadi bagian dari Indonesia berbondong-bondong mengungsi, menyeberang ke Nusa Tenggara Timur.

Menurut data Sekretariat Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Provinsi NTT tahun 2005, seperti melansir dari CNN Indonesia, tinggal di Kabupaten Belu.

Baca Juga: Diisukan Bakal jadi Negara Bangkrut, Pihak Timor Leste Tanggapi Kabar Rakyatnya Ingin Kembali Gabung dengan Indonesia

Sebanyak 11.176 orang di Timor Tengah Utara, dan 11.360 orang di Kupang. Total pengungsi tercatat berjumlah 104.436 orang.

Dalam sebuah postingan di media sosial Instagram di akun papua_talk terlihat gambaran Desa Manusat, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Rumah berdinding bambu atau kayu beratapkan daun lontar berlantaikan tanah, dengan tanah gersang di sekeliling rumah, serta bebatuan besar di sekitarnya.

Seorang wanita paruh baya membawa ember dan jeriken berisi air, rupanya berjalan cukup jauh untuk sekadar memiliki air bersih.

Baca Juga: Raul Lemos Masuk TV, Krisdayanti Malah Ngeluh, Apa yang Dibicarakan sang Suami Jadi Masalah Buatnya, KD: Ada yang Paham?

Tampak pula seorang wanita memintal benang di depan rumahnya yang gersang.

Fredu Simenes, warga asli Timor Timur yang saat ini mengungsi, berada di Reset Clemen, sementara sebagian saudara masih berada di Telowaki, Tuapukan, Neibona.

Dia mengatakan, bahwa dari tahun 1999 setelah diadakannya referendum, hingga saat ini, dia tetap menjadi pengungsi karena statusnya tidak jelas.

Dia tidak memiliki lahan untuk digarap dan tidak memiliki apa-apa untuk anak cucunya kelak keluar dari penderitaan yang dirasakannya selama ini.

Baca Juga: Bukan Australia Atau Portugal, Ternyata Negara Ini Jadi Pendukung Pertama Hingga Gelontorkan Uang Untuk Timor Leste Lepas dari RI, Kini Disebut Bakal Rebut Kalimantan

Sebagai ketua RT, dia sudah meminta kepada pemerintah melalui lembaga terkait, untuk bagaimana caranya mengulurkan tangan agar mereka bisa keluar dari penderitaa ini.

“Kami sebenarnya salah pilih pada tahun 1999 itu,” kata Simenes.

Dia mengatakan kalau dia pro-kemerdekaan, itu karena merasa bahwa Timor Timur adalah tanah kelahirannya meskipun mereka harus menderita.

Tetapi bila pro-integrasi, kenapa sampai saat ini pemerintah Indonesia tidak serius memperhatikan kehidupan para pengungsi yang sudah memilih ikut Indonesia.

Bahkan sudah 13 tahun para pengungsi itu masih menderita.

Sejak tahun 1999 itu bantuan dari pemerintah sudah tutup, bahkan sejak 2002 pengungsi Timor Timur sudah diakhiri.

Menurut Simenes, seandainya pengungsi Timor Timur sudah diakhirnya, seharusnya difasilitasi, baik air, ataupun jalan yang lebih baik.

Baca Juga: Senyum Raul Lemos Jadi Pemicu? Alasan Krisdayanti Tinggalkan Anang Terungkap, Sekalipun Dihujat Se-Indonesia KD Tak Menyesal

Tetapi sampai saat ini mereka merasa tidak difasilitasi, sampai saat ini mereka tetaplah menjadi pengungsi.

Sedangkan Fransisco Raga, seorang anggota TNI AD, mengatakan, mengungsi dari Timor Timur sejak 14 Oktober 1999, karena perang politik.

“Kami cinta Merah Putih, cinta tanah air Indonesia,” kata Fransisco.

Menurutnya, dia memilih hidup mati di sini, di bumi Indonesia, tetapi sayangnya pemerintah tidak menghiraukan, tidak peduli lagi.

“Ketika butuh tenaga……. Tetapi ketika salah sedikit saja, kami tidak dihiraukan,” katanya lagi.

Dia menyatakan ingin pulang ke Timor Leste, tetapi tidak bisa karena di sana dia dianggap telah membunuh banyak orang sehubungan dengan tugasnya sebagai TNI AD.

Fransisco merasa memiliki tanah kelahiran, yaitu Timor Leste, bahkan keluarga pun masih ada di tanah itu, tetapi dia ingin pulang ke tanah kelahirannya tidak bisa.

“Kesalahan kami adalah merampas hidup banyak orang,” katanya.

(*)

Source :Kompas.comGridHot.IDSerambinews.com

Topic :Timor Leste

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x