Bahkan skalipun uang Rp 2 triliun yang dijanjikan anak mendiang Akidi Tio itu benar-benar terealisasikan, Hamid masih menganggap bahwa di negeri ini banyak orang yang ingin mempopulerkan diri dengan cara melecehkan akal waras para pejabat.
Sebab ujar Hamid, kejadian semacam ini tidak terjadi hanya satu kali.
Pernah muncul kejadian di mana seseorang mendeklarasikan diri sebagai pilantropis dunia, mengaku akan menyumbang lebih dari seribu rumah di Palu, Sulawesi Tengah.
Tetapi mendadak orang itu dikabarkan diterjang badai gempa bumi di NTB, sebelum janjinya dipenuhi.
Lalu ada lagi ketia seorang tokoh diliput pers bahwa ia membangun secara sukarela asrama prajurit pasukan elite.
Gembar-gembor deklarasi hingga diberi penghargaan Bintang Mahaputra tapi setahun lebih hasilnya hampa.
Hamid menyebut, akibat janji bodong itu, Jusuf Kalla mencabut gelar kehormatan yang disematkan pada sosok itu. (*)