"Metode khas untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui tekanan ekonomi yang agresif, segala macam sanksi yang mungkin, menghasut konflik, dan melakukan kampanye untuk memberi informasi yang salah kepada publik," ujarnya.
"Ketidakstabilan memanifestasikan dirinya paling akut di Asia Tenggara," ungkap dia. "Washington memaksa negara-negara di kawasan itu untuk membuat struktur yang mirip dengan NATO".
Diketahui negara-negara yang bergabung di SCO antara lain adalah China, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, Tajikistan, Uzbekistan, India dan Pakistan.
“Kelompok-kelompok siaga tinggi sedang dibuat, sementara kekuatan dan kemampuan negara-negara non-regional bergabung dalam latihan lebih sering, yang meningkatkan risiko insiden selama kegiatan militer," kata Shoigu.
Sergey menambahkan bahwa kini AS tengah berusaha menempatkan sejumlah rudal balistik di beberapa wilayah yang menurut mereka strategis bila pecah perang lawan China dan Rusia.
“Situasi ini semakin diperburuk oleh fakta bahwa kelas persenjataan ini juga dapat dikerahkan di Asia setelah Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah yang dipreteli,” ujar Shoigu.
(*)