Korban pengeroyokan, Yovan saat itu mengaku sedih dan kecewa mendengar jika video pengeroyokan adalah hoaks.
"Jujur setelah mendengar statement dari Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia saya merasa sedih dan kasihan karena sekelas Menteri bisa mengeluarkan statement seperti itu," ucap Yovan dilansir dari TribunnewsBogor.com.
"Jadi kalau Anda bilang saya hoaks, saya menyebar hoaks, atau orang Indonesia menyebar hoaks, itu salah. Jadi saya ingin tegaskan kalau kejadian malam itu sangat benar dan saya meminta Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia menarik kembali ucapannya sore ini membuat seluruh warga Indonesia apalagi saya dan teman saya yang jadi korban merasa diremehkan," ungkap Yovan.
Jika di tahun 2019 Syed Saddiq mendapat masalah dengan suporter Timnas Indonesia, tahun 2020 ia justru sudah tersandung korupsi.
Melansir Kompas.com, dugaan korupsi Syed Saddiq tahun 2020 muncul setelah Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) menyelidiki laporan hilangnya uang sebanyak RM 250 ribu, atau sekitar Rp 857 juta.
Uang hilang dari kotak aman atau brangkas di rumahnya pada 29 Maret 2020.
Syed Saddiq mengatakan hanya sedikit orang yang tahu kombinasi kotak aman itu, dan dibukanya terakhir 13 atau 14 Maret.
Kasus diselidiki dengan latar belakang Pasal 17 (a) dari Undang-undang MACC terkait gratifikasi dan suap.
"Kami memberinya waktu untuk merapihkan detail-detail karena negara ini tengah dalam pembatasan pergerakan," tutur seorang sumber yang terkait dengan penyelidikan ini kepada FMT.
Karena di tahun 2020 Malaysia sudah melaksanakan lockdown, maka pengusutan sangatlah terbatas.