Meskipun video aslinya telah dihapus (setelah mendapatkan lebih dari dua juta penayangan), aktivis hak asasi manusia Jennifer Zeng, mengunggah video tersebut ke Twitter dengan teks bahasa Inggris.
“Ketika kami membebaskan Taiwan, jika Jepang berani melakukan intervensi dengan paksa, bahkan jika hanya mengerahkan satu tentara, satu pesawat dan satu kapal, kami tidak hanya akan membalas tembakan timbal balik."
"Akan tetapi juga memulai perang skala penuh melawan Jepang."
“Kami akan menggunakan bom nuklir terlebih dahulu."
“Kami akan menggunakan bom nuklir terus menerus sampai Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat untuk kedua kalinya."
“Yang ingin kami targetkan adalah kemampuan Jepang untuk bertahan dalam perang."
"Selama Jepang menyadari bahwa ia tidak mampu membayar harga perang, ia tidak akan berani gegabah mengirim pasukan ke selat Taiwan.
Pada tahun 1964, China mendeklarasikan kebijakan 'No first use' (NFU).
Itu adalah kebijakan yang berjanji untuk tidak menggunakan senjata nuklir sebagai alat perang kecuali jika terlebih dahulu diserang oleh musuh lain yang menggunakan senjata nuklir.
Namun berbanding terbalik, NATOmenolak kebijakan NFU dengan argumen bahwa 'serangan nuklir pre-emptive' adalah pilihan utama.
Sedangkan Jepang yang tak memiliki senjata nuklir harus mengikuti sekutunya, Amerika Serikat (AS), maka AS mereka berpotensi penggunaan senjata nuklir AS atas namanya.