Follow Us

Brandstory

Konten ini Merupakan Kerjasama National Geographic dengan SRC

Jarang Diketahui, 2 Suku di Papua Ini Pernah Punya Tradisi Mengerikan Berburu Kepala Manusia, Alasannya Bikin Ngeri!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Senin, 28 Juni 2021 | 18:02
(ilustrasi) Jarang Diketahui, 2 Suku di Papua Ini Pernah Punya Tradisi Mengerikan Berburu Kepala Manusia, Alasannya Bikin Ngeri!
Ancient Origins

(ilustrasi) Jarang Diketahui, 2 Suku di Papua Ini Pernah Punya Tradisi Mengerikan Berburu Kepala Manusia, Alasannya Bikin Ngeri!

Sosok.ID - Terdengar buat bulu kudu merinding, dua suku di Papua ini miliki tradisi mengerikan soal berburu kepala manusia.

Bukan tanpa alasan, ternyata kedua suku tersebut memiliki maksud tersendiri saat berburu kepala manusia masih dilakukan oleh mereka.

Namun demikian hal itu memang telah tak dilakukan lagi oleh suku-suku yang berada di Papua tersebut.

Lantas bagaimana kisah di balik kebiasaan berburu kepala manusia yang dilakukan oleh dua suku tersebut?

Baca Juga: Makanya Senjata KKB Papua Selalu Bertambah, Tenyata Sosok Ketua DPRD Ini Disebut Jadi Sumber Uang Kelompok Lekagak Telenggen, Uang Tunai Rp 600 Juta Jadi Bukti

Dua suku di Papua, yakni Marind-Anim dan Asmat pernah memiliki kebiasaan mengayau (berburu kepala).

Namun, pengayauan bukanlah kebiasaan harian masyarakat di sana, melainkan suatu aktivitas yang dimotivasi oleh suatu sebab.

Menurut J. van Baal dan Pastor J. Vershueren, MSC, dalam buku Dema: Description and Analysis of Marind-Anim Culture (South New Guinea), pengayauan di dua wilayah ini terdorong oleh suatu ambisi spiritualitas.

Pengayauan ini terjadi oleh karena beberapa hal.

Baca Juga: Ongkos Beli Senjata Tembus Rp 1 M, Pantas KKB Papua Ongkang-ongkang Kaki, Terkuak Tambang Emas Ilegal yang Jadi Sumber Gunungan Uang, Kini Jadi Incaran Aparat

Orang Marind senang bertamasya dan melihat banyak tempat lain sehingga mereka sering mencari tempat-tempat baru.

Oleh sebab itu, pergi mengayau merupakan kesempatan yang menyenangkan bagi mereka.

Source : intisari-online.com

Topic : Budaya

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest