Sosok.ID - Nasib orang tak ada yang tahu, seperti inilah mungkin gambaran dari salah satu pemain Preman Pensiun yang akui pernah jadi target operasi (TO) polisi ini.
Sosok Joni dalam sinetron Preman Pensiun memang menjadi salah satu daya tarik tersendiri termasuk mengenai kehidupan aslinya.
Peran Joni dalam sinetron tersebut diperankan oleh Tyson Pangeran.
Sebelum gabung ke Sinetron Preman Pensiun dan memerankan Joni, Tyson Pangeran mengaku punya masa remaja yang kelam.
Ia menceritakan pengalaman hidupnya yang pernah menjadi Target Operasi (TO) polisi hingga momen bertaubat di di channel youtube DIKDIK Channel.
Tyson mengaku saat SMA sudah gabung geng motor sambil aktif di sanggar teater.
"Sebelum turun di entertain, saya sekolah biasa, selesai di SMA. Terus nyambung masuk teater kelas 2 SMA. Masuk sanggar di Taman Budaya Jawa Barat," akunya sudah aktif berteater sejak SMA.
Alasan Tyson bergabung geng motor, agar merasa aman.
"Dulu teh masuk geng motor biar aman we gitu. Dari kelas 1 masuk geng motor. Ikutan geng motor. Jadi menjalani seni sama geng motor barengan," cerita Joni.
Sayangnya, justru karena geng motor tersebut. Rumah Tyson digrebek polisi.
Tyson Pangeran pun sempat jadi TO.
"Ketika saya ikutan geng motor pernah kausuman seperti anak geng motor pada umumnya. Pernah rumah saya digrebek sama Polrestabes Bandung karena penyerangan Circle K yang di Dago," cerita Tyson.
Baca Juga: Kasus Video 19 Detik Bareng Gisel Bikin Karirnya Moncer, Nobu Ngaku Siap Nyemplung Jadi Artis
Saat penggrebekan tersebut, Tyson tidak berada di rumah.
Khawatir sang anak dibawa polisi, Tyson mengaku ibunya memberikan kabar untuk tidak pulang ke rumah terlebih dahulu.
"Digrebek, ibu saya nelepon ke hp saya sampai 12 kali. Itu posisi lagi di jalan. Di chat 'ada apa mah'. Mamah bilang 'Jangan pulang', chatnya begitu. Saya telepon kenapa ga boleh pulang, 'polisi, Polrestabes Bandung di rumah'," Tyson mengenang.
Sejak saat itu Tyson tidak pulang ke rumah beberapa bulan.
"Nah sejak kejadian itu saya kabur selama 6 bulan, jadi saya ketemu ibu saya itu cuma gantian baju, tukeran dimana karena baju habis. Sampai setelah satu kejadian saya," ucap Tyson.
Lama tak pulang, Tyson tinggal di kosan teman. Sampai suatu ketika dia mendengar kabar duka.
"Ketika saya jadi TO di Polrestabes Bandung saya kabur ke kosan Ubed. Sampai satu hari saya pulang subuh jam 4," cerita Tyson.
Kabar duka itulah yang akhirnya membawa Tyson merubah dirinya, lebih peduli terhadap keluarga.
"Ini momen perubahan hidup saya. jadi disitu saya pulang, ibu saya nelepon 'Nak bapa kita meninggal'. Jadi ketika saya jadi geng motor lagi TO, Di perjalanan saya ga yakin bahwa bapak saya meninggal. Yang ada di kepala saya 'kenapa bapak saya harus meninggal ketika saya lagi TO'," ungkap Tyson yang merasa mengecewakan sang ayah.
Sampai di rumah, Tyson baru menyadari apa yang dilakukannya selama ini tidak memiliki dampak positif apapun di dalam hidupnya.
"Ketika di rumah duka saya melihat mayat bapa saya. Itulah momen perubahan saya, ternyata selama ini saya meninggalkan keluarga saya meperjuangkan sebuah geng motor yang sebenernya ga ada ujungnya ngapain," kata Tyson menyadari.
Terkahir Joni pun mengungkapkan akhirnya dia berhenti geng motor.
"Akhirnya saya fokus bertaeter. Dari situ berhenti (geng motor)," tutupnya.
(*)