Sosok.ID - Dunia sempat terkejut dengan kelahiran Indonesia sebagai salah satu bangsa yang merdeka pada 17 Agustus 1945.
Tak sampai di situ saja, beberapa tokoh nasional Indonesia kala itu juga sempat jadi sorotan banyak negara tanpa terkecuali Presiden Pertama, Ir. Soerkarno.
Bukan tanpa alasan, hal itu lantaran kehebatan tokoh-tokoh nasional termasuk Bung Karno yang cukup mengejutkan publik dunia.
Bahkan lantaran kehebatan Soekarno hingga bisa menjadi pioner berdirinya Negara Republik Indonesia, sang Proklamator pernah diundang untuk berpidato di salah satu sidang umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Kehebohan pun terjadi pada sidang PBB tanggal 30 September 1960 saat Presiden Soekarno kala itu menyajikan dasar ideologi negara Indonesia, Pancasila di muka dunia.
Tanpa terkecuali Soekarno juga mengungkapkan inti dari Pancasila tersebut agar bisa ditiru dalam membentuk organisasi bangsa-bangsa dalam naungan PBB.
Hal itu diungkap oleh salah satu Menteri muda yang pernah berada di jajaran ring satu Presiden Soekarno menjelang lengser.
Dalam kanal Youtube Videonesia (27/12/2019), mantan Menteri Transmigrasi dan Koperasi itu mengungkap betapa terkejutnya dunia internasional dengan pidato Soekarno kala itu.
Bahkan Soekarno bermaksud untuk memberi contoh pada PBB untuk meniru Pancasila yang dimaksudkan Soekarno berupa rasa gotong-royong dalam menjalin hubungan antar negara.
Dalam kesempatan tersebut, Soekarno juga sempat mengutip sebuah ayat Al-Quran.
Hal itupun menjadi yang pertama kalinya tokoh muslim mengutip ayat Al-Quran dalam pertemuan bangsa-bangsa.
Bahkan menurut Achadi, selepas pidato di sidang umum PBB tersebut nama Soekarno semakin diperhitungkan dunia.
Tak sampai disitu, banyak penghargaan diberikan pada sosok Proklamator Kemerdekaan Indonesia oleh sejumlah negara muslim kala itu.
Namun ada hal yang tersembunyi di balik maksud Soekarno menyampaikan Pancasila di muka sidang PBB kala itu.
Mohammad Achadi mengungkapkan, kala itu Presiden Soekarno memang tengah memiliki misi untuk membuat PBB tandingan.
PBB tandingan tersebut berisi sejumlah negara yang juga baru saja merdeka seperti Indonesia.
Hal itu dimaksudkan agar negara-negara yang baru saja merdeka tersebut tidak didiskriminasi oleh negara yang telah lama merdeka dan negara-negara yang merasa berkuasa.
Namun maksud Soekarno tersebut harus kandas di tengah jalan lantaran peristiwa 5 tahun selepas dirinya jadi sorotan dunia di sidang PBB tersebut.
Yakni tepatnya beberapa peristiwa yang terjadi di Indonesia gegara gejolak politik sampai puncaknya pada tahun 1965 dengan peristiwa yang dikenal sebagai Gerakan 30 September atau G30S.
(*)