"Rusia bekerja menggunakan Arktika untuk meraih status kekuatan besar dan dalam melakukannya menjadi ancaman jauh lebih besar daripada sebelumnya 10 tahun terakhir," ujar Rebecca Pinsus, pakar Artika di U.S Naval War College, Newport, R.I.
Ironisnya, saat es di kutub utara mencair, minyak dan gas alam dan juga rute laut yang baru telah semakin mudah diakses.
Baca Juga: Mengerikan, Jet Tempur PLA Hujani Ribuan Amunisi dalam Penembakan di Laut China Selatan
Moskow telah memindahkan kekuasaan utuh atas wilayah itu yang mereka lihat penting sebagai masa depan ekonomi Rusia.
Untuk Moskow, kutub menjadi medan perang geopolitik terakhir mereka di mana Moskow memegang kekuatan besar melawan Washington dan Beijing yang berupaya memperluas kekuasaan di sana.
Di bawah pemerintahan Presiden Vladimir Putin, militer Rusia telah menjadi alat untuk kebijakan politik Rusia.
Di Arktika, yang penuh dengan sengketa teritori dan masalah hukum, pasukan bersenjata ditugaskan mendorong batas kontrol Rusia.
Baca Juga: Israel-Palestina Damai bak Bualan, AS Memulai Misi Timur Tengah Dukung Gencatan Senjata di Gaza
Dengan ladang minyak Siberia Barat milik Rusia tampaknya menurunkan produksi tahun-tahun mendatang, Moskow mencari Arktika sebagai sumber baru hidrokarbon.
Armada Utara mengatakan di tahun 2019 lalu mereka telah temukan lima pulau baru di tengah melelehnya es di Laut Kara.
Tempat itu menjadi pusat aktivitas Moskow mengeksplorasi minyak, dan juga telah mengklaim minyak di situ untuk Rusia.
Militer telah merenovasi pangkalan udara lain di sepanjang pantai utara Rusia dan mengirimkan sistem pertahanan udara S-400 dan radar canggih guna mempersulit potensi kemajuan dari negara-negara Organisasi Perjanjian Atlantik Utara.