Kemampuan menembak Juba-lah yang begitu ditakuti para tentara.
Menurut para saksi, Juba tak pernah melepaskan tembakan lebih dari satu kali.
Setiap kali peluuru yang ia muntahkan dari senjatanya selalu berhasil melumpuhkan tentara koalisi AS.
"Saya yakin semua orang memikirkannya, ia ancaman serius bagi kami," ungkap Travis Burress, seorang penembak jitu di Kamp Rustamiyah kepada The Guardian pada tahun 2007 silam.
Menurut salah satu perwira AS, Juba adalah sniper terbaik Irak syang cerdas dan begitu terlatih.
Kabarnya, untuk memburu Juba, AS sampai mengirim pasukan terbengisnya yakni Satgas Raptor.
Kemampuan Satgas Raptor dikenal mirip dengan unit elit dari operator khusus Irak, Delta Force.
Seketika itu juga, Juba jadi buronan nomor satu tentara Amerika serikat di masa pemberontakan.
Raptor mengganggu Juba di wilayah asalnya di Ramadi, mengejarnya di sekitar sarang pemberontak.
Namun Juba tak juga tertangkap atau terlacak.