Sebagian besar analis pada saat itu berpendapat bahwa Juba telah melarikan diri dari Ramadi ke medan perang lain.
Tak heran, bila pada akhirnya Juba disebut-sebut sebagai sniper yang mampu membuat tentara Amerika ketakutan.
Meski begitu, ada sejumlah pihak yang menduga kemampuan Juba hanyalah mitos atau rumor yang beredar untuk menakuti pasukan koalisi.
"Spekulasi (bahwa) ada lebih dari satu Juba," kata mantan Pasukan Khusus dan dokter hewan perang Irak Woody Baird.
"Perkiraan saya adalah orang-orang jahat itu menjalankan operasi psikologis yang mencoba meneror kekuatan konvensional dengan membangun image penembak jitu super."
Tidak jelas bagaimana nasib Juba saat ini, namun sebagian besar pihak termasuk tentara AS dan Irak mengatakan Juba terbunuh dalam misinya.
(*)