Sosok.ID - Terbongkar begini cara kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua merekrut anggota baru dengan manfaatkan ketidaktahuan masyarakat.
Fakta ini diketahui setelah pasukan gabungan TNI-Polri mampu buat anak buah Undianus Kogoya kocar-kacir saat insiden saling tembak.
Bahkan salah seorang anggota KKB Papua pimpinan Undianus Kogoya dinyatakan tewas dalam insiden tembak menembak tersebut.
Ya, situasi keamanan tanah Papua sedang memanas.
Apalagi kalau bukan karena kontak senjata antara aparat keamanan TNI/Polri dengan kelompok kriminal bersenjata ( KKB) di Papua, Indonesia.
Usai melakukan teror kepada warga sipil, pasukan Yonif Raider 715/MTL Kostrad tak tinggal diam.
Mereka langsung memburu KKB yang diketahui merupakan kelompok yang dipimpin Undianus Kogoya.
Satu anggota KKB tewas ditempat, ada yang kena luka tembak di kaki, sisanya lari kocar-kacir masuk hutan.
Dari hasil baku tembak itu, TNI menemukan sebuah fakta yang menarik tentang KKB Undianus Kogoya.
Fakta itu berhubungan dengan bagaimana KKB Undianus Kogoya mampu merekrut anggotanya.
Dilansir dari manado.tribunnews.com pada Kamis (5/6/2021), ternyata Undianus Kogoya merekrut anak-anak putus sekolah untuk menjadi anggotanya.
Lalu anak-anak putus sekolah ini dilatih di hutan dan diberikan senjata.
Nantinya mereka akan dilepas ke masyarakat hingga membuat teror.
Pernyataan itu diucapkan oleh Kapolres Intan Jaya, AKBP I Wayan G Antara.
"Anak-anak ini sudah dilaporkan menghilang selama beberapa bulan," katanya.
"Mungkin mereka dibawa ke hutan dan direkrut KKB Papua."
I Wayan menambahkan sebagian besar usia pelaku masih tergolong masih muda.
Namun tidak jelas apakah anak-anak itu hanya bekerja di bawah komando Undianus Kogoya atau disebar ke kelompok KKB Papua lainnya.
Yang jelas, di Intan Jaya sendiri, ada dua kelompok yang aktif melakukan aksi sadis.
Mereka adalah kelompoknya Undianus Kogoya dan Sabinus Waker.
Wayan melanjutkan bahwa pelaku merupakan warga setempat yang dalam beberapa bulan terakhir memang dilapotkan menghilang.
"Saksi yang merupakan tetangga korban sering melihat pelaku belanja."
"Tapi beberapa bulan tidak muncul-muncul lagi dan tahu-tahu bikin ulah penembakan itu," ujar Wayan.
(*)