Roket tersebut diyakini mengorbit Bumi setiap 90 menit dan melintas tepat di utara New York, Madrid, dan Beijing.
Benda itu juga melintas sejauh selatan Chili dan Wellington, Selandia Baru.
Karena itu, dikhawatirkan roket tersebut bisa mendarat di daerah pemukiman warga.
Roket yang memiliki panjang 100 kaki dan lebar 16 kaki itu mungkin akan terbakar atmosfer bila jatuh ke bumi.
Tapi tetap saja, serpihan dan puing-puing yang tersisa bisa jatuh ke tanah.
Meskipun kemungkinan besar akan jatuh ke laut, ada risiko roket tersebut jatuh di tempat lain.
Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah kemungkinan jatuh di daerah pemukiman.
"Saya pikir dengan standar saat ini tidak dapat diterima untuk membiarkannya masuk kembali tanpa kendali," kata Mr McDowell.
Di sebuah tweet, astronom tersebut menulis: "Bagian inti terus turun perlahan.
"Tidak ada data baru hari ini tentang Tianhe itu sendiri, yang dapat mengindikasikan bahwa benda itu membuat orbit yang menimbulkan kebakaran dan pelacakan telah kehilangan jejaknya untuk saat ini."