Scott Heidler dari Al Jazeera, melaporkan dari Bangkok, Thailand, mengatakan pemberontak adalah "salah satu kelompok bersenjata terbesar dan paling kuat" di Myanmar.
"Ada banyak kelompok yang berbeda, tetapi Tentara Kemerdekaan Kachin adalah salah satu yang benar-benar terlibat dalam pertempuran besar dan lebih sering bertempur dengan Angkatan Darat sejak kudeta, pada 1 Februari," katanya.
“Mereka bilang itu pembalasan atas serangan udara yang terjadi pada Minggu malam hingga Senin, dan kemudian juga pada Senin pagi. Mereka mengatakan mereka membalas karena helikopter yang terlibat menyerang posisi mereka. "
Seorang warga di daerah itu, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan melalui telepon bahwa empat orang tewas di rumah sakit setelah peluru artileri menghantam sebuah biara di desa itu, kantor berita Reuters melaporkan.
AFP telah mencoba menghubungi militer Myanmar untuk meminta penjelasan mereka atas kejadian tersebut, tetapi belum mendapat tanggapan.
(*)