Yudo menyebutkan, Singapura dan Malaysia telah mengirimkan kapal penyelamat mereka menuju lokasi KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang kontak.
"Yang berangkat sudah Singapura dan Malaysia, delapan negara lainnya siap membantu," katanya.
Dikutip dari Tribunnews.com, Yudo mengungkapkan bahwa secara personel maupun materiil, kondisi KRI Nanggala-402 dalam keadaan baik sebelum dinyatakan hilang kontak.
Tak hanya itu, sertifikat kelaikan kapal selam ini pun masih berlaku hingga 25 Maret 2022 mendatang.
"Jadi kapal KRI Nanggala ini masih dalam keadaan siap, baik personel maupun materiil. Personel lengkap, materiil pun sudah mendapat surat kelayakan dari Dislaikmatal TNI AL," terang Yudo.
"Sertifikat kelaikan masih sampai tanggal 25 Maret 2022. Jadi masih layak untuk melaksanakan kegiatan operasi," tambhanya.
Kendati hilang kontak, Yudo mengungkapkan belum ada bukti autentik bahwa kapal selam buatan Jerman berkecepatan 25 knot ini tenggelam.
"Jadi sampai sekarang belum ada bukti autentik, artinya belum terdeteksi di mana posisinya, sehingga belum kita isyaratkan untuk sub-sunk (tenggelam)."
"Ini kronologis KRI Nanggala yang sampai saat ini masih dalam pencarian," beber Yudo.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispen AL), Marsekal Pertama Yulius Widjojono membeberkan risiko fatal jika KRI Nanggala 402 berada di kedalaman lebih dari 500 meter.