Sosok.ID - Dalam Fall of Saigon April 1975, Amerika Serikat (AS) seakan lari dari tanggung jawab.
Karena Paman Sam mendadak meninggalkan sekutunya Vietnam Selatan yang sebentar lagi akan dihakimi oleh tentara Vietnam Utara beserta Viet Cong.
Fall of Saigon sendiri merupakan sebutan dunia bagi kaburnya AS dari palagan perang Indocina yang akhrinya pihak Utara mendirikan negara Vietnam yang kita kenal saat ini.
Dikutip Sosok.ID dari History.com, pada 9 April 1975 Presiden Gerald Ford sudah tak berminat lagi melanjutkan perang Vietnam.
Baca Juga: Operasi Rolling Thunder, Keberingasan USAF Menghabisi Kemampuan Berperang Vietnam Utara
Ia kemudian melakukan rapat dengan National Security Council untuk mencari solusi bagaimana keberlangsungan nasib Vietnam Selatan.
Setelah pertimbangan berat, presiden Ford memutuskan AS harus mundur dari Vietnam karena tak ada nilai ekonomis lagi mempertahankan kedudukannya di sana.
Maka dimulailah evakuasi besar-besaran bagi tentara dan warga AS di Saigon pada 29-30 April 1975 untuk kembali ke tanah airnya.
Jalannya evakuasi ini dinamai Operasi Frequent Wind. Namun operasi ini bukannya tanpa ancaman dari Utara.
Terhitung sejak tanggal 18 April 1975, pasukan Vietnam Utara dan Viet Cong sudah membombardir bandara Tan Son Nhut Air Base sebagai salah satu titik awal evakuasi.
Berangkat dari sinilah US Navy secara tergesa-gesa menurunkan jet tempur yang terlalu revolusioner kala itu, F-14 Tomcat.