"Buah itu adalah makanan yang mewah bagi keluargaku dulu Kak Mel," lanjut Sulis mengisahkan kehidupannya dengan suara bergetar.
Untuk bisa mencicipi manisnya buah-buahan, Ibu Sulis rela mendapatkan buah setengah busuk di pasar.
"Mamahku itu kepengen anaknya bisa makan buah. Gimana Mamahku biar anaknya bisa makan buah tapi nggak punya uang. Jadi Mamahku kalau ke pasar dia datengin satu tukang buah, itu buah yang setengah-setengah busuk ditungguin sama Mamahku, dibeli."
"Sampai rumah dipilih yang baik-baik buat dikasih ke anaknya. Makanya aku sangat menghargai jerih payah dan kerja keras orang tuaku," cerita Sulis.
Sulis menuturkan, ibunya dulu bekerja sebagai penjahit pakaian dalam di sebuah pabrik.
Setiap hari, ia membuntuti ibunya jalan kaki 10 km dengan puluhan kilo kain berada di pundak sang ibu.
"Aku ngikut dari belakang jalan kaki pulang pergi."
Mendengar penuturan Sulis, Melaney Ricardo tak berhenti terkejut.
"Jalan hidup itu aku jalanin sesuai apa yang sudah Allah tentukan. Semua digariskan."