Saat dikonfirmasi, Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam saat diwawancara di Mapolda Sulsel mengatakan, sulit untuk mendeteksi kehamilan YSF, sebab badannya telah hancur.
Bagian tubuh YSF terpisah-pisah akibat aksi bom bunuh diri yang dilakukannya bersama suami.
"Belum ada laporan. Badannya hancur," ujar Merdisyam.
Di sisi lain, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengatakan L dan istrinya membuat bom melalui pelatihan yang ada di media sosial.
“Mereka kembangkan tata cara membuat bahan peledak secara online training di media sosial,” kata dia.
Sebelum meninggal, L juga sempat pamitan melalui surat wasiat. Ia mengaku sudah siap untuk mati syahid.
Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang diikuti L dan YSF, sebelumnya juga pernah melakukan aksi serupa di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan tahun 2012.
Sementara orang yang menikahkan L dan YSF, Risaldi, telah ditangkap oleh pihak kepolisian pada Januari 2021 lalu. (*)