Follow Us

Tak Pandang Bulu Mau Pria atau Wanita, 16 Warga Penganut Aliran Hakekok di Banten Mandi Bersama untuk Ritual Penggugur Dosa, Ternyata Pernah Muncul Tahun 2009 Lalu

Dwi Nur Mashitoh - Jumat, 12 Maret 2021 | 10:35
Dugaan ritual aliran sesat dilakukan oleh 16 warga penganut Hakekok di Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Kamis (11/3/2021).
Dok. Polres Pandeglang via Kompas.com

Dugaan ritual aliran sesat dilakukan oleh 16 warga penganut Hakekok di Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Kamis (11/3/2021).

Sosok.ID - Baru-baru ini, warga Banten diresahkan dengan adanya dugaan praktik ritual sesat dari aliran Hakekok.

Dalam ritual aliran Hakekok itu, belasan warga terlihat mandi bersama di sebuah penampungan air pada Kamis (11/3/2021) pagi.

Penampungan air yang digunakan pengikut aliran Hakekok itu adalah milik PT GAL yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang.

Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com, sebanyak 16 warga yang terlibat ritual aliran Hakekok itu kini telah diamankan polisi.

Baca Juga: Diduga Terlibat Aliran Sesat, Pria Ini Simpan Mayat Istrinya yang Sudah Meninggal Dunia di Dalam Tangki, Saat Sakit-sakitan Istrinya Juga Tak Boleh Dijenguk Sama Sekali

Mereka terdiri dari 8 pria, 5 wanita dan tiga anak-anak.

Bedasarkan hasil pemeriksaan sementara, ritual mandi bersama itu baru dilakukan pertama kali.

Wakapolres Pandeglang Kompol Riky Crisma Wardana mengatakan, saat ini pihaknya masih belum bisa menentukan Hakekok adalah aliran sesat atau bukan.

"Besok (Jumat) baru akan dilakukan rapat dengan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem)," ujar Riky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/3/2021).

Baca Juga: Dikira Kabur dari Rumah Ikut Aliran Sesat, Gadis Ini Nyatanya Disekap Selama 24 Tahun, Tiap Malam Dijadikan Budak Nafsu Ayah Sendiri Hingga Lahirkan 7 Anak

Ia menambahkan, pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga harus dilibatkan dalam kasus ini untuk menentukannya.

"Ada MUI juga untuk menentukan ini aliran sesat atau bukan," tambahnya.

Source : Kompas.com, KOMPAS TV

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest