Para perwira militer telah memperingatkan para pegawai negeri bahwa jika mereka terus melakukan aksi mogok maka mereka akan dipecat.
Sebuah laporan menyatakan, “Meskipun petugas medis meninggalkan pos pemerintahan mereka untuk memulai gerakan pembangkangan sipil, banyak yang kembali ke rumah sakit pemerintah sebagai tanggapan atas meningkatnya kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai”.
Hingga kini sudah lebih dari 33 korban yang dibunuh aparat Myanmar.
Baca Juga: Myanmar Rusuh, Singapura Minta Warganya Agar Segera Minggat dari Sana Demi Keselamatan Jiwa
Reaksi Internasional tentang Kudeta
Pengambilalihan militer Myanmar telah dikecam oleh beberapa negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB mengatakan, "Pengambilalihan militer merupakan pukulan serius bagi reformasi demokrasi".
Tindakan keras selanjutnya telah menuai kecaman internasional yang besar.
Bahkan, AS dan Inggris telah menanggapi dengan sanksi terhadap personel militer kunci.
China, di sisi lain, telah memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang mengutuk kudeta tersebut.
Intervensi internasional di Myanmar sebelumnya ditentang oleh Beijing. Negara mendesak semua pihak untuk menyelesaikan perbedaan.