Hal itu tak lain adalah untuk balas dendam termasuk membungkam aktivitas dan menekan kemajuan militer China.
Memanasnya hubungan kedua negara di kawasan ini tak lain karena China diketahui mengesahkan undang-undang yang mengizinkan keterlibatan senjata dan kapal internasional untuk masuk kawasan sengketa.
"Beijing telah meningkatkan aktivitasnya di Laut China Timur dan ini telah meningkatkan alarm di Tokyo."
"Jepang sekarang sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasukan mereka sendiri untuk menangani lonjakan aktivitas China di dekat pulau Diaoyu yang dikendalikan Tokyo," jelas Mittal.
Melansir dari South China Morning Post, penjaga pantai China diketahui telah meningkatkan kehadirannya di perairan dekat wilayah Jepang.
"Peningkatan aktivitas terjadi setelah China menerapkan undang-undang baru."
"Sebuah undang-undang yang memungkinkan pasukan militernya menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dilihat Beijing secara ilegal memasuki perairannya," tulis South China Morning Post seperti yang dilansir Express.co.uk.
Namun rencana tersebut tak hanya melibatkan dua kekuatan besar Asia ini, bahkan Jerman secara terang-terangan mengatakan bakal mengirim kapal perangnya ke kawasan sengketa ini.
Apa yang dilakukan oleh Jerman itu tak lain semata-mata membantu Jepang melawan China.
Meski dengan dalil menjadi penengah, namun kedekatan Jepang dengan Jerman memang tka bisa dikesampingkan di bidang militer.